Halaman:ADH 0003 A. Damhoeri - Khautul Kulus.pdf/72

Halaman ini tervalidasi

- 63 -

Beberapa hari kemudian keadaan si sakit itu semakin baik. Ia sudah dapat makan bubur dan minum air jeruk. Tuan rumah dan yang merawatnya merasa gembira sebab usaha mereka ber hasil. Malahan sudah mulai dapat berbicara. Yang keluar dari mulutnya sepatah kata yang tidak di maklumi maksudnya oleh tuan rumah atau siapa yang mendengarnya:

"Kulbi,...Kulbi,..." rintihnya.

"Tuan disini, istirahat sajalah baik-baik," kata tuan rumah. Ia semakin yakin bahwa orang gelendangan itu tidak sembarang orang dan bukan gelandangan sesungguhnya. Sebab kulitnya bersih dan ketika kebatan boroknya dibuka ternyata tak ada borok disana. Kulit yang dibalut itu bersih mulus. Hal itu menjadi tanda tanya bagi tuan rumah.

"Ya,...jangan-jangan,...." kata tuan rumah sendirian.

Beberapa hari kemudian ketika tuan rumah akan keluar rumah untuk mencari sesuatu keperluan si sakit itu ia berpapasan dengan dua orang perempuan muda yang sangat cantik parasnya menunggang kita. Dia diiringkan oleh dua orang khadam. Mereka kelihatan celingak celinguk mencari sesuatu.

"Tuan-tuan mencari apa? Dapatkah saya membantu anda?" tanya tuan rumah saudagar bangkerut itu dengan ramah. Dalam hatinya iapun amat heran karena ada dua orang dara manis menunggang kuda melihat-lihat sekitar rumahnya.

"Kami mencari sesuatu," jawab salah seorang