Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/14

Halaman ini telah diuji baca

- 10 -

komentar itu munculnya di kedai-kedai kopi pada pagi hari. Saat itu kebahagian besar penduduk desa hadir disana untuk minum kopi, dan makan satu dua biji goreng. Semuanya itu menelan tempoh sampai ber jm-jam. Sebab komentarnya yang lama. Secara istilah daerah dinamakan " bergunjing". Temanya macam-macam. Dari soal rumah tangga si Anu sampai situasi Internasional. Mereka bicara lebih pintar dari seorang anggota Parlemen. Atau seorang anggota DPR. tingkat satu. Maka sekali-sekali jadi bahan masalah Tu' Atin. Empat kepala punya empat pasang bibir atau empat buah lidah. Dan hasilnya empat macam pendapat pula.

Kata yang seorang: " Tu' Atin ingin pergi ke Mekah, jadi dia berladang supaya banyak dapat uang..."

Kata yang lain: " Tu' Atin ingin bertarak untuk mendapat ilmu batin yang paling hebat....."

Ditambah atau dibantah pula oleh yang lain:

" Tu' Atin sengaja diam sendirian dalam hutan karena ia banyak utang......".

Yah, macam-macamlah komentar mereka. Padahal Tu' Atin sedikitpun tidak ada merugikan mereka. Sedang mengambil buruh saja dia tidak ada. Semuanya dikerjakannya sendirian.

Kadang-kadang ada juga penduduk desa yang sampai di ladang Tu' Atin. Mereka senang sebab ada poncok tempat singgah dan istirahat. Malah kalau perlu mereka dapat menumpang bermalam disana, Orang-orang yang pergi ke Marayu sering mampir disana. Merayu itu nama sebuah tempat yang banyak rotan dan mansunya. Setelah mengambil rotan atau manau hari sudah sore sehingga lebih baik bermalam di ladang Tu' Atin dan pulang ke desa besoknya. Dalam saat seperti itulah Tu' Atin mendapat teman untuk mengobrol atau menanyakan hal-hal yang terjadi di desa.

Jalan menuju Merayu itu arah ke kiri dan yang terus ke Subayang arah ke kanan. Kalau diteruskan lagi kita akan sampai di daerah Riau. Jika perjalanan diteruskan arah ke kanan itu kita akan melewati sebuah lereng pegunungan yang bernama: gunung Jadi. Disitulah hulu sungai Kampar Kiri sebagai pernah kita sebut-sebut juga terdahulu dari ini.

Dalam pada itu Tu' Atin jalan terus. Semua komentar penduduk desa sebagai angin lalu saja di telinganya. Tak peduli Konon gambirnya sudah hampir dikempa. Nanti setelah getahnya dicetak dan dijemur hasil itu akan menjadi salah satu hasil komoditi penting Indonesia.