Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/33

Halaman ini telah diuji baca

- 29 -

dah tambah sadar juga.

Kemudian Janir menceritakan pengalamannya mençari garu. Ia menemukan sepohon rebah yang besar. Ia mengira bahwa pohon itu ada memendam garu, sebab ternyata pohon itu masih ada getahnya. Padahal pohon itu entah sudah beberapa tahun membelintang disana, Tetapi kemudian ia tahu bahwa yang disangkanya pohon itu sebenarnya ialah..... ialah:.......seekor ular raksasa. Besar badannýa hampir sebesar batang kelapa. Ketika ia meneliti mulut gua itu padahal yang sebenarnya gua itu ialah mulut ular raksasa itu yang mengisap apa saja yang lewat dimukanya. Jika tidak dengan mendadak berjatuhan anak-anak babi dan babi kemuka mulut gua itu, maka ialah yang akan dihisap oleb moncong ular yang sebesar pohon kelapa itu. Kemudian seakan-akan dengan sengaja dilemparkan seekor babi beser kedepan mulut sang raksasa yang rupanya luar biasa rakusnya. Tapi yang mengherankan Janir ialah makhluk yang melemparkan babi itu ialah sejenis makhluk sebagai manusia tetapi mempunyai tubuh amaat besar, hampir tiga atau empat kali besar manusia biasa. Jadi urang gadang itulah yang menolong Janir kalau tidak maka pada saat itu Janir sudah berada dalam perut ular besar itu.

" Mana Mansur," tanya Janir, " mari kita segera pulang, tempat ini sangat angker dan berbahaya,"

Mereka memanggil-manggi1 Mansur tetapi orang yang dipanggil tidak kunjung datang juga. Mereka lalu menanti kemunculan Mansur. Tetapi tetap ia tidak datang juga. Sampailah dua jam mereka menunggu. Karena Mansur tak datang juga maka ketiganya memutuskan akan berangkat ke desa sore itu juga sekalipun mereka akan tiba malam hari. Sebab malam itu bulan dua belas hari. Dan hari cukup baik. Maka pulanglah mereka tanpa Mansur. Tengah malam baru mereka sampai di kampung. Ketiganya terus saja kerumah Mansur akan melaporkan bahwa Mansur tidak pulang bersama-sama dengan mereka itụ.

Tetapi apa yang ditemui mereka di rumah Mansur?

Lampu stormking terpasang tereng benderang diruang tengah. Mansur terbaring di tepi dinding diatas sebuah kasur kecil. Banyak anggota keluarga ada disana menunggui Mansur yang kelihatannya dalam sakit.

Nah, itu si Mansur," kata Janir dengan heran. " Rupanya dia sudah duluan pulang dari kita. Ketiganya lalu ikut duduk bersama-sama. Dan barulah mereka mendapat berita bahwa Mansur terkejut dalam rimba dan