- 34 -
mana datangnya mendadak sudah muncul saja raksasa tadi kembali. Sekali renggut ditariknya karung ikan tadi lalu dibawanya pergi.....
Yang perempuan terkejut dan berteriak: " Jangan,...jangaaan!" Ia tak ingin ikannya itu dihabiskan lagi oleh kedua raksasa yag rakus itu.
Kemudian Tina merasakan tubuhnya di goyang-goyang. Tetapi bukan oleh tangan raksasa tetapi oleh tangan lakinya: Tu' Atin.
" Kenapa kau berteriak-teriak, Tina?"
" Ikan kita dilarikannya."
" Ikan mana?"
" Ikan yang kita tangkap tadi."
" Mana ikannya? Kau mimpi, yaaa?" Tina yang sudah setengah sadar dan sadar betul-betul.
" Mimpi apa kau Tina?" tanya suaminya. Tina menceritakan mimpinya, Tu' Atin ketawa.
" Untung urang gadang itu datang dalam mimpi saja. Tetapi tak apa-apa tidurlah kembali, hari masih malam."
" Dan kukira mereka tidaklah sejahat dan serakus sebagai dalam mimpimu itu." sambung suaminya.
Pagi-pagi Tina mandi dipancuran dibelakang pondok mengempa itu. Air pancuran itu cukup unik juga. Airnya didatangkan dari sumbernya yang cukup jauh juga. Dialirkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari talang ( sebangsa bambu ). Kemudian ditampung dalam sebuah bak. Bak itu terbuat dari batang kayu besar yang ditebuk.
Sesudah selesai dengan semua urusannya Tiba bersiap-siap akan kembali ke desa. Sudah dua malam ia menginap di pondok itu.
Untung ada orang kembali dari Merayu membawa manau. Dengan orang itulah Tine
sama-sama pulang kedesa. Walau tidak berteman dia tidak takut. Ia sudah biasa sendirian berjalan dalam hutan itu..///.