Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/52

Halaman ini telah diuji baca

- 48 -

tu dan keluar. Tetapi ia tidak terus berangkat tetapi duduk dulu diatas bangku diluar pondok. Tu' Atin yang ingin sok tahu masih mengintip dari celah-celah dinding.

Ada sebentar antaranya ia mendengar suara gemersik dalam semak belukar disamping pondoknya. Lalu ia melihat sebagai ada dua buah cahaya lentera memasuki halaman pondok. Bagi seorang yang biasa tinggal dalam hutan mengerti bahwa cahaya seperti sinar senter redup itu tak lain ialah sorot mata binatang hutan, rusa atau....harimau. Dan ini sudah terrang harimau. Tu' Atin semakin mempertajam matanya mengintip dari celah dinding. Waaah, benar-benar ini celaka. Mandugo bisa dimakan harimau itu, biarpun tidak akan mngenyang baginya. Tu' Atin hampir saja memanggil Mandugo supaya lekas-lekas naik kepondok sebab ada harimau datang mendekati pondok. Tetapi dalam cahaya samar-samar ia melihat Mandugo berdiri diatas bangku itu. Dan sang harimau makin mendekat dan bersandar di bangku itu. Dan,...dan,... Tu'Atin hampir tak percaya dengan matanya. Mandugo naik kepunggung harimau itu seperti seorang anak joki naik kepupunggung kuda, Dan sebentar sang macan sudah melangkah keluar dan hilang dalam kegelapan parak siang.......

Tu' Atin hanya mendeceh-deceh saja karena taajubnya. Siapa mengira manusia bertubuh kecil itu punya kemampuan dan kebolehan yang boleh dikatakan sangat luar biasa...... Sebagai anak joki di gelanggang pacuan kuda Kubu Gadang Mandugo dengan kuda pacuannya sudah terbang, dan bukan mustahil sebelum pukul lima ia sudah sampai di Padang Mengatas.........

TU' ATIN belum habis oleh beberapa keajaiban yang muncul semalam itu. Dan baru saja dsaksikannya keberangkatan tamunya dengan mengendarai kuda silumannya. Baru ia meneruskan tidurnya. Tidak heran kalau ia bangun sudah kesiangan. Ketika Tu' Atin membuka tingkap pondoknya sekali lagi ia disodori hal yang ajaib yang biasanya tak mungkin dimakan akal manusia shat. Apa yang dilihatnya?

Ditanah yang terbuka diluar pondoknya kelihatan setimbun rotan dan manau berbelit-belit barangkali ada dua atau tiga batang, Tu' Atin segera turun kebawah, waaah, timbunan rotan hampir setinggi pondoknya dan manau ada tiga lembar dengan panjang takkan kurang dari 200 meter. Tu'atin menggeleng-geleng kepalanya saking keheranan, bercampur gembira juga. Tak sia-sia tembakaunya ludas.....

.///.