Halaman:ADH 0005 A. Damhoeri - Misteri Rimba Mangkisi.pdf/8

Halaman ini telah diuji baca

- 4 -

Ya, menemuinya, membuat ceritanya dan kalau bisa membuat foto-fotonya....." Pak Datuk tertawa mengikik.

" Tidak segampang itu anak muda, " ujar pak Datuk, " Urang gadang itu sangat sukar ditemui dan rasanya kalian tak mungkin membuat fotonya.

" Untuk menemuinya kalian harus bermalam dalam hutan lebat itu, harus sendrian saja. Dan nanti bila dipanggil dia akan datang dan minta sesuatu kepada kalian."

" Apa itu sesuatu pak Datuk?"

" Tembakau. Dia gemar benar merokok dan perlu tembakau. Tembakau itu dicampurnya dengan daun paku kering digulungnya dengan daun pisang karuk dan itu sangat digemari mereka. Tetapi membuat fotonya rasanya mustahil. Mereka bisa marah dan menelan tustel foto kalian...."

Semua anak-anak muda itu terdiam dan merasa taajub.

" Baiklah pak, kapan-kapan kami akan menemui bapak minta informasi lagi dan kami ingin melanjutkan perjalanan ke Lurah Bukit. Memang tujuan kami kesana untuk menemui bapak pengarang itu dan kebetulan anaknya adalah teman sekuliah kami tetapi berbeda jurusan."

" Oh, ya,...ya, silakan. Kapan saja kalian datang ingin hendak menemui saya akan saya nanti dengan segala senang hati."

Mereka saling bersalaman dan kelimanya bangkit dan meneruskan perjalanannya.

M E R E K A diterima dengan segala senang hati oleh Pak Adamh pengarang yang sudah di sebut-sebut mereka dalam percakapannya dengan Datuk Hantiko Indo. Ia memag sering menerima kedatangan tamu-tamu yang ingin hendak mencari-cari informasi baik berupa tulisan atau data-data untuk membuat paper atau skripsi. Malahan ada orang-orang dari Luar Negeri yang datang menemuinya seperti dari Australia, Inggeris, malah dari Amerika. Demikian pula kelima mahasiswa itu. Kebetulan anaknya yang mahasiswa pula sdang ada dirumah. Langsung anaknya menjadi pemandu dalam misi mencari urang gadang itu. Anaknya itu dipanggilkan dengan Men. Ketika anak perempuan menempati sebuah kamar dan dua anak laki-laki menempati ruangan yang lain pula.

Besok nya sebuah missi kecil berangkat memasuki Rimba Mangkisi, yaitu Imran dengan seorang temannya laki-laki dan Men sebagai pengantarnya. Anak-anak perempuan tidak ikut. Mereka membawa bekal secukup-