Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/14

Halaman ini telah diuji baca

- 10 -


run sebutir emas. Basirun menyimpan dan mengumpulkan emas itu dengan cermat. Kemudian seorang tukang emas yang kebetulan mengetahuinya melebur butiran emas itu dan membuat sesuatu......"

" Cincin atau kalung......?" tanya Sibarani.

" Seorangpun takkan dapat menerkanya."

" Basirun tidak membuat cincin, gelang atau kalung atau perhiasan lainnya. Ia membuat sebuah tabung dari lembaran emas itu dan dijadikannya salung peniup api di tungku...." gambung Tu' Layau dengan tertawa. Sejak tadi baru itulah terdengar ketawanya.

"Itulah kalau orang bodoh diberi emas" kata Intan Badaring.

" Basirun memang tolol," tukas Sibarani pula, "barangkali ia mengira emas itu sepotong bambu dan mempergunakannya di dapur...."

" Dari sanalah aku dapat mengetahuinya," kata Tu' Layau pula. "Ada orang desa kita kemalaman dan bermalam di pondok Basirun. Ia menumpang bertanak dan terbukalah rahasia itu. Rahasia salung emas dan korenah orang Mungo itu.

Jadi kerja orang Mungo itu tidak dapat dijadikan bahan tertawa. Apa ikhtiar kita untuk menyingkirkan mereka? Pokoknya jangan mereka datang-datang kesana untuk meneruskan usahanya mencari emas. Sebab kemana saja dibawa perkara kita mesti menang. Sebab tanah tambang itu ialah tanah ulayat kami tidak dapat diganggu gugat."

Setelah berdiam diri sebentar Intan Badaring mengeluarkan suara:

" Dengan cara lunak atau cara keras, Tu'?"

" Tentu saja dengan siasat lunak yang tidak merugikan. Dan tidak berkembang menjadi permusuhan yang mungkin meluas jadi sengketa antara desa. Jadi kita harus mencari ikhtiar yang lunak tetapi berhasil dan tidak punya resiko lain yang kurang enak. Kalau sampai berkelahi yaah, aku belum sampai berpikir kesana, Belum tentu hasilnya akan memuaskan,"

" Apa datuk sudah menemukan caranya?"

" Misalnya dengan cara menakut-nakuti mereka," ujar Tu' Layau.

" Menakut-nakuti mereka? Mana mungkin, merekabukannya anak-anak yang dapat ditakut-takuti dengan hantu-hantuan atau apa saja. Mereka ada beberapa orang dan pasti mereka ada memiliki senjata dan jangan- jangan mereka punya senjata api , meriam misalnya. Alih-alih mereka yang terusir malahan kita yang akan diusirnya. "

" Kalau begitu marilah kita pikirkan bersama-sama dengan kepala