Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/30

Halaman ini telah diuji baca

- 26 -

Walaupun mereka berjongkok dan Tu' Atin serta adiknya berdiri namun masih tinggi juga mereka. Dan baunya alangkah amis! Amis bercampur busuk. Maklum manusia hidup dalam rimba dan tak kenal dengan mandi apalagi dengan sabun mandi.

" Tuuuk," kata Tu' Atin.

" Ada tuuk di Tambang?"

" Uuuuh,..." jawabnya.

" Tuuuk! Ini adikku Sibarani. Kami minta tolong menjaga tambang nanti, yaaa? Dan usir semua orang-orang yang ada disana....."

" Uuuuh,..." jawabnya.

" Nanti tuuk kami panggil."

" 'Uuuuh..." jawab Urang Gadang itu.

" Nah, ini tambahan tembakau..." sambil memberikan tembakau lagi kepada pecandu tembakau nomor satu itu. Kemudian merekapun pergi. Perginya tidak seperti datang tadi. Mereka berdiri lalu terbang dengan cepat lalu menghilang dalam semak belukar yang rapat. Rupanya bagi mereka tidak alangan untuk berlari secepat kilat dalam kelumun rapatnya semak belukar itu. Bagai buldozer saja layaknya!

Setelah mereka pergi Sibarani masih terpaku ditempatnya. Mungkin dia merasakan sebuah kejaiban yang belum pernah dialaminya seumur hidupnya. Dan itulah baru. Tu' Atin tertawa.

" Nah, itulah dia sahabat-sahabat kita yang dengan setia dan rajin membantu saya, Bersiang ladang, mencari ikan, mencari rotan dan manau, pokoknya kerja apa saja yang sesuai dengan mereka.

Dan bilamana kau perlukan pergunakanlah untuk mengawal tambang emas dan mengusir orang-orang Mungo itu. Bila kalian akan mulai membuka tambang itu?"

" Saya bermaksud akan meninjau dahulu ke Tambang itu...."

" Apa? Akan memata-matai mereka? Ini pekerjan berbahaya Barani. Kau tahu apa hukuman seorang mata-mata bila ketahuan? Ku rasa dalam penambangan ini hukum mata-mata akan tetap berlaku"

" Saya akan berhati-hati wan. Rasanya saya cukup lihay untuk menjaga diri. Apalagi mereka tentu tidak kenal dengan saya,- kalau sampai ketahuan.

Tu' Atin berpikir-pikir sebentar.

" Kalau ini sudah menjadi putusan bersama ya apa boleh buat hati-