Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/42

Halaman ini telah diuji baca

- 38 -

"Untuk jadi hantu ?” tanya Intan, Sibarani tertawa dalam perutnya. Sandiwara apa pula ini yang akan diciptakan Tu' Layau, dalam hutan, dilarut malam pula.

Sebagai sudah di instruksikan tadi oleh Tu' Layau masing-masing mengembangkan ijuk itu sehingga bertambah luas lalu diikatkan dengan tali kebadan masing-masing. Kemudian ada sepotong kayu disisipkan dipinggang lewat baju kaus, pada potongan kayu itu dibelitkan kain putih. Pada puncaknya dibuat pula bundar berbentuk kepala orang. Dua buah terung peringgi, ( terung berwarna merah,- dipasangkan pada kepala-kepalaan itu sehingga seperti dua buah bola mata yang menakutkan. Kini masing-masing sudah jauh berbeda dari yang tadi. Benar-benar serupa hantu yang mengerikan sehingga masing-masing menjadi takut pula melihat temannya. Yang lebih menakutkan Sibarani. Sebab ia yang lebih tinggi an lebih besar maka hantunya lebih perkasa dan menakutkan pula. Dan ketika digerak-gerakkannya tubuhnya sebagai orang menari caca, rasanya kalau ada wanita melihat pasti mereka akan mati kejang melihatnya. Anak-anak akan bertemperasan lari adan ter berak-berak.

Kini mereka benar-benar sudah menjelma menjadi sebangsa hantu. Hantu apa namanya, entahlah. Pokoknya sudah ada tiga orang,.. atau tiga ekor hantuyang sudah siap beraksi.

Hantunya ber belang-belang putih dan tinggi, meliuk-liuk. maka bersebarlah ketiga hantu itu dari tiga penjuru dan mendekat ke pondok pendulang emas itu. Sudah berlenggok-lenggok dan bersuara pula sedikit " Uuuuu....uuuu,....."

Dua orang yang sedang berdiang mula-mula belum mengetahui bahwa ada hantu datang mendekati mereka. mereka duduk juga bertinggung sambil mengedangkan kedua tangannya diatas api unggun. Memang udara malam sudah bertambah dingin. Tetapi kemudian entah bagaimana yang seorang menoleh ke kelapan, dan mendengar juga suara' uu,..uuu,... itu. Matanya semakin nanap melihat makhluk yang datang mendekat tak tentu ujud dan rupanya itu dan ia tak dapat memeri nama apa namanya makhluk itu. Heee, dari arah yang lain datang pula satu lagi....

Malam hutan ber simfoni juga hampir tak berubah-ubah nyanyiannya dan cuaca malam sudah agak bertambah terang dari yang tadi. Awan kian terbuka sehingga bintang semakin banyak mengintip kebumi.

Pada mulanya orang itu mengira yang dilihatnya ialah pohon kayu