Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/46

Halaman ini telah diuji baca

- 42 -

i sehingga kita bebas dan leluasa menugsahakan tambang emas ini."

" Kami sangat berterima kasih atas jasa dan usahamu BArani. Kalau tidak maka kita belum dapat menguasai Tambang emas ini. Dan karena kedatangan kita tepat emas sebanyak ini tentu sudah terbang. Tetapi rupanya ini rezeki kita dan akan kita bagi-bagi secara adil....."

"Asal jangan datuk lupakan abang saya Tu' Atin, sebab dari dialah datang sebenarnya cara pengawalan ambang emas ini. "

" Baik,...baik,.." ujar Tu' Layau, " kita buatkan nanti Tina isteri kakakmu gelang sebesar kaki......" Mereka tertawa sambil mengaduk-aduk emas yang sudah ditumpahkan dari perian-perian itu. Mereka tak pandai menghitung berapa banyaknya emas itu."

Kemudian mereka berdoa menyampaikan syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Dan berjanji akan mengusahakan tambang itu dengan sebaik-baiknya. Dan tetap mengeluarkan sakitnya sesuai dengan ketentuan agama.

- * * *

S E L A M A beberapa tahun Tu' Layau dengan keluarga dan teman-tem temannya berusaha menggali emas tambang itu dengan cara yang sederhana. Dan hasilnya dibagi mereka secara adil.

Ketika Tu' Layau meninggal ia meninggalkan warisan: empat pasang gelang gadang dari mas murni berpadu, beberapa untai dokoh emas, sebuah saluk penghulu yang terbuat dari kayu tetapi disalut dengan emas murni. Sebuah tengkolok dari kayu juga tetapi berpalut dengan mas. Juga beberapa perhiasan lainnya. Intan Badaring juga demikian. Hanya Sibarani yang kurang beruntung. Kemudian ia terperosok kepada perjudian, semua hasil yang didapatnya di tambang ludes di tikar perjudian. Mungkin pada Tina masih tinggal satu-satunya warisan dari hasil tambang emas itu sebuah gelang belah rotan.

Tetapi Urang Gadang itu tentu saja tidak memerlukan benda-bedada dari mas itu. Bagi mereka lebih penting tembakau dari mas.

LURAH BUKIT, 17 JANUARI 1993.-

- ------------------------oOo-------------------------