Halaman:ADH 0008 A. Damhoeri - Pengawal Tambang Emas.pdf/6

Halaman ini tervalidasi

-2-

dak ada ia memiliki keahlian apa-apa, Atau ketrampilan yang istimewa. Yang dihandalkannya hanyalah tulang yang delapan kerat,- demikian istilah bangsa kita. Tidak heran ia kurang sukses dirantau yang jauh itu.

Dalam pada itu situasi dunia pada masa itu kurang pula menguntungkan. Dunia sedang dilanda oleh: malaise. Bangsa kita merobah kata itu dengan kata lain yang sesuai dengan lidahnya: meleset. Jadi zaman meleset. Semua meleset dari sasarannya. Kaya yang dicari, miskin yang dapat. Sukses yang diperjuangkan, kegagalan yang ditemui. Dimana-mana didunia sama saja.

Sebenarnya Sibarani tidak pulang sendirian. Ada dua orang lagi temannya. Nanti akan kita temui juga dalam cerita ini.

Ketika Sibarani sampai dikampung manusia pertama yang ditemaninya ialah abang kandungnya sendiri. Kedua orang tua: ayah dan ibu dia tak punya lagi. Keluarga dekat satu-satunya hanyalah abangnya itu, Itupun ibu yang sama tetapi ayahnya berlainan.

Untuk menemui abangnya Sibarani pergi kerumah isterinya. Sebab rumah pokok (rumah asli) didiami oleh kemanakannya.

Walaupun pulangnya tidak dalam keadaan yang amat menggembirakan tetapi gayanya meyakinkan juga, Isteri abangnya terkejut melihat kemunculan Sibarani.

"O, kamu sudah pulang Barani?" tegur iparnya. Ia bergegas membentangkan sehelai tikar pandan putih. Sibarani meletakkan bag nya sambil melihat sekitar rumah, Disini juga tak ada perubahan apa-apa. Iparnya sejenak pergi kebelakang dan kembali membawa sebuah teko dan sebuah gelas, Gelas itu diisinya dengan air teh lalu disuguhkannya kepada si perantau yang baru pulang itu.

"Ada banyak membawa?" tanya isteri abangnya sambil menjeling ke kopor yang dibawa Sibarani.

"Ah, tak ada kak," jawab Sibarani. "Hanya penanggungan saja yang terbawa dari rantau. Sekarang dimana-mana zaman meleset. Dimana-mana suasana keruh dan tidak menguntungkan. Pulang dan hasilnya pulang pokok."

" Ya, tak apalah Barani," jawab iparnya menghibur. "Asal pulang kembali dalam keadaan sehat sudah syukur. Banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan dikampung kita, Dan pengalaman selama merantau itu tentu ada juga gunanya."