Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/201

Halaman ini tervalidasi
Kesusasteraan suci sebagaimana tersebut diatas, diketemukan pula pada salah satu unsur kebudayaan berupa kesenian Minahasa kedalam bentuk bentuk tari-tarian yang diiringi dengan nyanyian seperti : makamberu (tari padi), merambak (tari naik rumah baru), lalayaan (tari muda mudi), dsb. Tari-tarian ini pada masa sekarang tidak mewujudkan lagi sebagaimana mestinya dalam arti diadakan di saat-saat panen/menanam, baik rumah baru dan pada acara yang dipertunjukan didalam jenis-jenis pertandingan kesenian dan dipertunjukan pada tamu-tamu.
CC. SISTIM UPACARA.
Upacara keagamaan lama ( tradisionil ) di Minahasa relatif tidak ada lagi. Dahulu upacara tersebut dipimpin oleh walian dan tonsas. Tempat-tempat upacara tidak lain disuatu lapangan terbuka atau didalam rumah di tempat tersebut, umpama : menanam/panen di sawah atau ladang, di lapangan, naik rumah baru di dalam rumah, lelyaan atau perkawinan di halaman rumah atau didalam rumah.
Sekarang upacara-upacara keagamaan telah dibebankan pada pimpinan-pimpinan agama setempat sesuai dengan keyakinan penduduk yang terdiri dari berbagai sekte atau aliran agama antaranya : Protestant, Katolik, Pantekosta, Advent, Sidang Jumat Allah, Islam dll.
Setiap sekte/alirannya/agama tersebut, ada yang bersamaan istilah pemimpinannya dan ada yang berbeda. Umpamanya : pada Protestant, Pantekosta, Advent, Sidang Jumat Allah pemimpinnya disebut pendeta; pada Katolik pastor dan Islam ilah Kadi/Imam.

190