Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/221

Halaman ini tervalidasi

ma-tama yang dilakukukan oleh biang atau bidan adalah memotong tali pusarnya. Biang selamanya mempergunakan belahan bambu yang disebut tetewa (sembilu), yang kadang-kadang dapat mengakibatkan terjadi tetanus bagi bayi yang bersangkutan. Tahap berikutnya setelah anak lahir yaitu setelah beberapa hari lamanya ialah suatu pesta kelahiran yang hanya dihadiri oleh famili terdekat dengan biang. Pesta itu disebut lumoang (kakas), iroyor si oki (Tondano), rumoyor i toyang (Tontemboan), iroros si oki (Tonsea). Bersamaan dengan itu pula si ibu biasanya dimandikan oleh biang yang juga disamakan dengan mandi uap yang dalam bahasa Manado disebut bekera.

Adapun tentang pemberian nama bagi bayi yang bersangkutan bermacam-macam antara lain: bayi diambil dari nama ayah/ibu/nenek/tetek, paman/bibi yang disesuaikan dengan jenis kelamin bayi itu. Umpamanya bayi wanita, maka namanya diambil dari ibu/bibi/nenek dari pihak ayah atau ibu.
Ada pula diambil dari nama yang di sesuaikan dengan bulan kehairan si bayi, seperti bulan Juli kalau wanita dinamakan Julianan/Julien/Juul sedangkan lelaki Julius/Julianus/Jolly dsb. Ada pula diambil dari masa-masa atau peristiwa yang penting terjadi yang bertepatan dengan lahirnya bayi tersebut seperti :
Revo ( lelaki ), Lusi (wanita) adalah lahir pada tahun 1945 yaitu peristiwa revolusi merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Ada pula yang diambil dari nama-nama yang terdapat di Kitab Suci (bijbel) antara lain petrus, Jusuf, Simon, Simson (Samson), Sarah, dsb. Ada pula bila anak itu sakit-sakit, atau seringkali keluarga yang bersangkutan (ibu) kematian anaknya, maka biasanya akan yang akan lahir berikutnya diberi nama Buang, Sero (cari), Purut/pungguh (diperoleh) dsb.

210