Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/247

Halaman ini tervalidasi

terjal. ditepi sungai, dan juga di tepi pantai. Sedangkan rintangan dibuat di sekitar panggung berupa pohon-pohon yang ditebang, dengan maksud agar binatang buruan ini akan berlari ke arah panggung. Dan jika ia lolos melewati panggung yg ditempati oleh beberapa orang yang siap dengan tombak, binatang buruan ini akan jatuh ke sungai jika panggung yang ada didirikan di tepi sungai, juga akan jatuh ke jurang bila panggung tersebut didirikan di tepi tebing.

Kegiatan ini biasanya mulai dilaksanakan pada pagi hari, di awal dengan pembagian tugas oleh seorang yang akan mengepalai perburuan ini. Oleh si kepala yang biasanya penunjukkannya didasarkan pada kriteria berupa keahliannya dalam mengenal jejak binatang buruan, dan sedikitnya mengetahui dunia magic' - ditentukan beberapa pembantu yang akan mengepalai kelompok-kelompok kecil yang dibagi. Kecuali itu juga ditunjuk orang-orang yang mahir menggunakan tombak. Mereka inilah yang akan menempati panggung tadi.
Kelompok anak-anak tidak ketinggalan. Mereka diberi tugas untuk menempati pohon-pohon atau panggung-panggung kecil, dengan tugas apabila binatang buruan telah berada di sekitar panggung, mereka harus membunyikan suatu alat yang terbuat dari bambu dan diberi berlubang. Alat ini disebut tatingkoran (biasa kita kenal dengan sebutan kentongan). Atau juga berteriak-teriak.

Kelompok lainnya bertugas mengepung suatu wilayah yang diperkirakan di tempati oleh binatang buruan. Apabila mereka sudah mengepungnya, baru secara serentak mereka bersorak berteriak menghalau binatang buruan ke arah panggung yang didirikan. Hasil buruan ini tergantung pada kerapihan mereka dalam mengepung suatu wilayah.

236