Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/254

Halaman ini tervalidasi
pasang surut.
Kemudian dibiarkan pada saat air mulai pasang naik. Nanti pada saat pasang-surut berikutnya, barulah dilihat, apakah perangkap itu sudah berisi atau belum. Jika berkali-kali perangkapnya tidak mengena, lalu dipindahkan ketempat yang lain. Tetapi kalau ia berisi atau banyak memperoleh ikan, perangkap itu dibiarkan terus dipasang pada satu tempat.
Selain cara penangkapan ikan yang telah dikemukakan di atas, yang pada umumnya dilakukan sekitar pesisir pantai, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa cara-cara penangkapan ikan dengan lokasi di laut lepas.
  1. Mebawono, atau mengail dengan menggunakan umpan. Mengail jenis ini dilakukan pada kedalaman air antara 50 - 100 meter atau lebih. Caranya, si nelayan dengan menggunakan perahu sampan, menuju tempat yang dianggapnya merupakan tempat ikan berkumpul. Tiba di tempat tersebut, si nelayan kemudian mengulurkan tali kailnya dengan bantuan alat pemberat seperti batu, atau potongan besi dan timah. Tali kail ini diberi mata kail satu atau lebih,dan setiap mata kail diberi umpan.

    Besarnya mata kail dan juga tali tergantung dari cara-cara yang lebih khusus dalam sistim penangkapan ini.

    Cara ini hanya dilakukan oleh laki-laki. Bisa dilakukan pada siang hari, dan juga malam hari. Seorang nelayan biasanya dibantu oleh anak-anaknya yang telah dewasa dalam penangkapan ikan cara ini. Sedangkan ikan yang diperoleh adalah jenis ikan batu yang hidup di dasar laut.
  2. Tumbebang, yaitu cara mengail ikan todak.

243