Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/261

Halaman ini tervalidasi

Kebiasaan ini disebut ; 'modalenam bera, mekui himukuddu amme' (menyerahkan atau mempersembahkan sebahagian dari pada kepada roh penunggu padi).

Untuk menuai padi seperti telah disinggung di atas, cara pencerahan tenaga agak berbeda dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan inipun tergantung dari baik tidaknya panen yang ada. Jika hasil panennya baik, untuk menuai dikenal satu cara pengarahan tenaga yang disebut : 'makiwera' atau 'matawangnga', yaitu, si pemilik mengundang sejumlah orang untuk membantunya menuai padi. Untuk itu ia harus menyediakan makan dan memberikan sebahagian hasil panennya kepada orang-orang yang telah membantunya. Seringkali, jika si pemilik tidak memberikan hasil panen, ia membagikan bahan makanan kepada mereka.

Hasil panen tidak langsung dibawa pulang ke rumahnya di desa, melainkan disimpan di sabua yang ada di kebun.

Satu kebun tidak hanya ditanami dengan padi saja, tapi diselingi dengan tanaman lain seperti jagung, talas dan pisang. Kalau kebun itu akan ditanami dengan padi sebanyak dua atau tiga kali, maka pada menanam pertama tidak akan ditanami dengan tanaman selingan.

Pola penanaman tanaman dalam satu kebun selamanya tergantung dari jenis tanah. Kalau tanah tersebut hanya sekali ditanami padi, maka sesudah penen, diganti dengan tanaman lainnya seperti umbi-umbian, kacang-kacangan asal sesuai dengan jenis tanah yang ada.

Selain bercocok tanam padi, mereka juga

250