Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/268

Halaman ini tervalidasi
  1. Alat untuk senjata tusuk dalam menangkap ikan adalah : papiti (panah besi dengan tangkainya dari kayu dan alat pembusurnya dari karet biasanya karet yang digunakan adalah 'ban dalam mobil') sahempang (tombak dari kulit enau dan tangkainya dari bambu), dan tatou (tombak dengan mata tombak dari besi sedang tangkainya dari bambu). Antara sahempang dan tatou, ada perbedaan yaitu, sahempang mempunyai mata tombak yang lebih dari 5 buah, sedangkan tatou hanya terdiri atas satu sampai 3 mata tombak.
  2. Selain alat-alat penangkap, juga ada alat atau wadah untuk menyimpan maupun mengangkut hasil tangkapan ( ikan ), yaitu : kurungan ( keranjang dengan penutupnya, tempat menyimpan ikan. Selama ikan berada dalam kurungan ini, dibiarkan hidup ); patanga, keranjang tempat membawa ikan dari perahu ke rumah. kecuali wadah berupa keranjang di atas, ada satu cara yang biasa digunakan oleh mereka yang menyelam/memanah ikan, ialah dengan menggunakan seutas rotan, dan mencucukannya ke mata ikan atau ke insangnya. Dengan cara ini memudahkan si penangkap dalam membawa hasil tangkapannya.

Seperti telah dikemukskan di atas, bahwa usaha peternakan hanya merupakan pekerjaan sambilan. Ternak masih sebagian besar dibiarkan begitu saja untuk mencari mangsanya. Hal ini menyebabkan alat-alat di bidang produksi peternakan masih kurang, atau secara relatif dapat dikatakan tidak Ternak yang dikurung dalam kindang hanya babi. Inipun tidak semua.

Kandangnya pun banyak yang tidak memenuhi syarat teknologi peternakan modern. Demikian, kandang yang dibuat tidak berperternakan modern.

257