Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/278

Halaman ini tervalidasi

dah-pindah menempati mata-mata angin. Roh jahat ini sering dan pekerjaannya adalah mengganggu setiap rumah yang baru didirikan. Untuk mengatasi gangguannya atau sebagai penangkalnya jika saat menanam tiang, atau meletakkan batu alas, si pemegang tiang atau batu yang akan di tanam tidak boleh membelakangi atau menghadap oleh roh jahat (naga) pada hari itu. Kecuali itu, peletak tiang dan batu tersebut juga harus disesuaikan dengan peredaran bulan, pasang surut dan pasang naiknya air laut,

Selain tiang dan atau batu alas, pemasangan 'tiang raja' juga disertai denan beberapa persyaratan, misalnya tiang tersebut harusdipasang menjelang pag, atau sering disirami dengan alkohol.

Dari semua ini, upacara yang dianggap penting ialah apa yang dikenal dengan istilah 'na -ik rumah baru'.

Pada upacara ini diadakan selamatan oleh yang empunya rumah.

Mereka menjamu para tukang yang mengerjakan rumah itu, para kaum kerabat, maupun tua-tua adat dalam desa. Meskipun pada upacara ini sekarang telah dipengaruhi oleh ajaran Kristen, tetapi ada bagian-bagian tertentu dari upacara yang masih dilakukan berdasarkan tradisi, seperti pemasangan api di tungku oleh para tetua adat, api mana harus dijaga selama tiga hari tiga malan tidak boleh padam, dan beberapa tindakan yang hanya dilakukan oleh orang-orang tua dalam rumah tersebut.

Pada upacara ini, ada juga yang mengoleskan darah dari ayam yang berwarna putih pada tiang tertentu dalam rumah, dan atau mengolesnya di ambang pintu.

267