Halaman:Adat Istiadat Daerah Sulawesi Utara.pdf/279

Halaman ini tervalidasi

IV. SISTEM RELIGI DAN SISTEM PENGETAHUAN

A. SISTIM KEPERCAYAAN

Sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di kepulauan Sangihe dan Talud, bahkan sampai sekarang masih ada yang mempercayai adanya anggapan bahwa ada satu dunia yang berada di 'luar' dan di 'atas' dunia yang ada dan didiami sekarang, yaitu 'dunia gaib' (supernayural).

Dunia gaib ini merupakan tempat dewa-dewa bermukim. Dan satu-satunya dewa (duata Atau ruata)²⁰ yang mendiami dunia gaib itu ialah Changgonalangi, merupakan dewa tertinggi (high god), mahakuasa, pencipta, dan berkuasa atas semua dewa yang ada. N Changgonalangi adalah du atangsaluluang ( dewa alam semesta ).

Selain Changgonalangi, ada juga dewa-dewa tertentu dan menguasai lapangan-lapangan hidup seperti duatan langitta (dewa langit), du ata mbinangunanna (dewa alam bar zach), Mawendo (dewa laut), aditinggi (dewa guning api Siau) datu ngkasuang ( raja orang mati) dan sebagainya.

Dewa-dewa ini dulunya di puja melalui upacara-upacara tertentu. Sekarang hampir tidak ada lagi upacara-upacara pemujaan yang dilakukan.

Kecuali dewa-dewa, orang Sangihe dan Talaud juga menpercayai adanya makhluk-makhluk -

――――――――――

²⁰Duata menurut Brilman, berasat dari kata dewata (Sansekerta). Kata ini sekarang tidak berarti lagi dewa (bagi orang Sangihe dan Talaud), karena oleh pera Zending dan Missi dipakai sebagai terjemahan dari kata 'Allah' lihat Brilman, Op cit., hal. 10.

268