Halaman:Album wayang kulit banjar.pdf/23

Halaman ini tervalidasi
12. NALA GARENG
12. NALA GARENG

12. NALA GARENG

Gareng lazim disebut sebagai anak Semar, yang nama lengkapnya adalah Nala Gareng, yang berarti hati yang kering. Karena ia orang yang tak pandai bicara, maka segala yang dikatakannya selalu salah, tapi ia tak mau mengakuinya. Gareng pernah menjadi raja di Parang Gumiwang, bergelar Pandu Bergala, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Petruk dan kembalilah ia menjadi Gareng. Gareng bermata juling (Jawa ; kero), berhidung bundar, tangannya bengkok (ceko). Berpenyakit bubul sehingga jalannya selalu pincang. Rambutnya dikuncir, berkain rapekan. Nala gareng pernah kawin, isterinya bernama Dewi Sariwati, putri Prabu Sarawasesa dari negara Salarengka, yang diperolehnya atas bantuan Resi Tri Trusta dari negara Purwaduksina.

12. NALA GARENG

Gareng, who is known as the son of Semar, has a full name of Nala Gareng, which means someone who has a dry heart. He has a difficulty in speaking, so whatever he says always comes out wrong, although he does not admit it. Once Gareng was appointed a king in Parang Gumiwang with the title Pandubergala, but was then defeated by Petruk and transformed back into Gareng. He is cross-eyed (in Javanese = kero) and has a round shaped nose. His hand is deformed (Ceko) and he walks limping due to the bubul disease. His hair is tied on top of his head and he wears a rapekan cloth. Nala Gareng was married to Dewi Sariwati, daughter of Prabu Sarawasesa from Salarengka kingdom, whom he won with the help of Resi Tritusta from Purwaduksina.

17