Halaman:Amerta - Berkala Arkeologi 3.pdf/12

Halaman ini tervalidasi

li sebelum adanya kuburan-kuburan itu, di sini sudah ada sesuatu bangunan kuno. Pun tanahnya ternyata sangat tua, asal dari zaman pleistocen.

Pk. 1.30 kami pulang, dan pk. 3.30 kami sudah ada di lapangan terbang lagi. Di kota Palembang dan Talangbetutu sendiri cuaca agak gelap dan hujan kecil turun, akan tetapi daerah sekitarnya yang akan kami tinjau terang benderang, sehingga peninjauan dari udara dapat dilaksanakan. Maka pk. 3,40 kami naik ke udara. Mula-mula untuk menetapkan pangkal orientasi kami terbang di atas kota Palembang, kemudian membelok ke barat di atas Kali Musi sampai sejauh ± 50 mil (antara Bayur dan Teluk) dengan tinggi 700 - 800 kaki. Nampak dengan jelas sekali di sebelah utara batas-batas tanah tanah tertier dengan tanahnya yang merah (laterit) dan pegunungannya, dan tanah-tanah alluvium hasil endapan-endapan Sungai Musi dengan tanahnya yang berwarna hitam dan rawa-rawanya. Kemudian kami ke utara melintasi tanah tertier itu sampai di lembah Air Teluktenggulang, lalu membelok ke timur menyusur perbatasan tertier dan kuarter ke arah Talangbetutu.

Melalui Plaju kami ke daerah Lebak Deling (sebelah timurlaut Kayu Agung). Di sini nampak benar bahwa tanah-tanah tertier merupakan pulau-pulau

Batu Gajah di Halaman Muka Rumah Bari.

7