kepala orang yang berjongkok ini tidak ada. Rupa-rupanya bagian-bagian tubuh ini patah, ketika menhir jatuh, sebab dataran atas menhir tidak rata (mungkin bekas-bekas "breuk").
Arca-arca dan menhir semuanya terletak di tepi jalan Pulau Pinang ke Tinggihari. Menurut keterangan dari orang-orang yang pernah meninjau sendiri, maka di kiri kanan jalan tersebut, di tengah-tengah hutan dan alang-alang, masih ada lagi kl. 6 buah arca/megalith yang belum diselidiki.
Tanjungara:
Dua bilik batu (steenkamares) yang pernah digali oleh de Bie, pada saat ini tertimbun kembali di dalam tanah. Sebelum penyelidikan dilakukan di sini atas perintah pamong-praja, oleh penduduk telah dibuka sebuah bilik (oleh de Bie kamar ini disebut kamar B).
Keadaan dinding bilik ini pada umumnya basah dan gambar-gambar masih tampak. Keadaan-nya sebagai berikut:
- dinding belakang: kering; gambar agak terang.
- dinding sebelah kiri: kering; gambar tak terang.
- dinding sebelah kanan: basah; tidak bergambar.
- dinding atas: basah; tidak bergambar.
De Bie ttidak memberi uraian tentang gambar-gambar dinding kamar B ini karena memang tidak terang lagi garis-garis dan pola-polanya, sehingga sukar/tidak mungkin dimengerti. Warna yang dipergunakan ialah kelabu, merah, kuning, hitam, dan putih.
Bilik kecil di belakang kamar B ini dapat dilihat dari lubang, yang persis dapat dilalui oleh badan orang. Lubang ini ada di sebelah kiri bawah dinding belakang (kalau menghadap dinding belakang).
Bilik lainnya (menurut de Bie: kamar A) tidak dibuka. Dinding-dinding kamar A ini juga bergambar dan dinding belakang yang paling terang gambarnya sekarang disimpan di Museum Jakarta oleh v.d. Hoop sejak tahun 1933.
Di sawah dusun (arah ke Gunung Dempo) tersebar batu-batu besar. Menurut keterangan, sebelum tahun 1914 orang-orang dusun diambil sumpahnya dengan disaksikan oleh batu-batu besar ini.
Tegurwangi:
Di daerah ini terdapat kelompok megalith yang oleh v.d. Hoop dinamakan "burial-place". Jenis-jenis megalith ialah: arca-arca orang, dolmen-dolmen, tiga batu berdiri, empat batu berdiri, batu-batu besar, dan peti-peti batu.
Menurut penyelidikan v.d. Hoop ada 5 buah peti batu, yang olehnya disebut "stone-cist Tegurwangi 9 - 10 - 11 - 12 - 13". Peti batu No. 9 - 11 - 12 penting sekali, karena di dalamnya pernah diketemukan manik-manik, pecahan-pecahan benda-benda perunggu, paku emas. Pada peti batu No. 11 diketemukan gambar pada salah satu dinding (menurut v.d. Hoop batu No. 15 dari stone-cist Tegurwangi 11).
Setelah diselidiki, maka yang masih tampak bekas-bekasnya ialah peti batu No. 9 - 10 - 11.
No. 9 masih tinggal beberapa pecahan dinding-dinding. Peti batu ini pernah dibongkar oleh controleur Batenburg serta isinya diambil.
No. 10 sebuah batu penutup peti hilang.
No. 11 di atas peti batu ini mengalir sebuah kali kecil. Rupa-rupanya beberapa dinding sisi hilang, sehingga batu penutupnya yang besar jatuh miring ke bawah.
No. 12 dan 13 lenyap sama sekali, sebab tidak diketemukan lagi sisa-sisanya.
Menurut keterangan kriyo (kepala dusun) beberapa tahun yang lalu ketika jalan diperbaiki, banyak dinding batu dari peti-peti ini terpakai.
Arca-arca orang yang besar-besar yang menurut Forbes, Westenenk, dan v.d. Hoop ada 4 buah; pada waktu ini tinggal 3 buah yang masih kelihatan. Menurut kriyo arca yang sebuah lagi terjatuh ke bawah, sebab letaknya di pinggir tanah yang longsor ke tempat Kali Siring Agong/Agung mengalir (kalau dilihat 111 - 147 v.d. Hoop, arca yang jatuh itu ialah arca yang di sebelah kanan sekali).
Belumai:
Dusun ini letaknya 5 km dari Pagaralam, menyimpang ke selatan dari jalan Kebanagung ke Tegurwangi. Menurut keterangan di dusun ini ada 3 buah megalith yang berupa arca orang, lesung batu, dan arca gajah.
Yang diselidiki hanya arca orang dan lesung batu, yang terletak kl. 500 m sebelah tenggara Dusun Belumai. Letak megalith-megalith ini berdekatan, tetapi arca gajah terletak masih ½ km lebih ke "ulu" dari lain-lainnya tadi. Megalith-megalith terletak di tengah-tengah tumbuh-tum-
46