Bab II
KISAH HARIAN
1. Daerah Palembang.
Senin, 1 Maret 1954
Kami berangkat dari lapangan terbang Kemayoran pk. 11.30 dan tiba di Talangbetutu pk. 13.15 (12.45 waktu Sum–Sel). Datang menjemput kami Sdr. R. Moh. Saleh, Kepala Perwakilan Jawatan Kebudayaan Propinsi Sumatra Selatan di Palembang. Dari padanya kami mendapat berita, bahwa power-wagon yang dimintakan oleh Kementerian P.P.K. kepada Gubernur Sumatra Selatan (tiga buah) guna keperluan perjalanan kami ketiga jurusan memasuki daerah pedalaman, tidak dapat disediakan oleh karena tidak ada. Juga bahwa Gubernur tidak dapat menerima sendiri rombongan kami, karena beliau sore itu harus mengunjungi suatu pertemuan dan esok harinya pagi-pagi akan berangkat ke Bengkulu.
Dalam dua kali jalan kami diantar oleh Sdr. Saleh dengan pick-up ke pension ”Nusantara”, dimana kami akan tinggal selama kami ada di Palembang.
Petang hari ± pk. 4 Sdr. Saleh sudah datang mengambil kami dengan membawa rencana berkeliling kota, agar kami berkenalan dengan Palembang. Dari perjalanan keliling ini tak banyak yang dapat kami lihat, oleh karena setelah meninjau bagian barat kota dengan lewat Bukit Siguntang kami ”tersangkut” di Rumah Bari. Meskipun gedungnya sendiri tutup, lebih dari cukup pula yang menarik perhatian kami, ialah arca-arca batu yang ada di halaman. Bahkan sore itu kami menjadi sangat antusias karena menemukan hal baru, yaitu bahwa ”Batu Gajah” belum sempurna diselidiki. Di bawah pantat gajah itu kami temukan adanya kepala babi hutan atau lembu (?). Ternyata nantinya di hotel bahwa kegirangan itu kurang beralasan, oleh karena keganjilan itu telah diketahui lebih dahulu oleh Van der Hoop (Megalithic Remains in South Sumatra, hal 35). Hanya memang foto daripadanya belum ada.
Karena hari telah gelap, maka pk. 7 Rumah Bari kami tinggalkan untuk menuju ke hotel.
Selasa, 2 Maret 1954
Hari ini kami mulai dengan kunjungan-kunjungan resmi, diantar oleh Sdr. Moh. Saleh. Mula-mula ke Gubernuran, di mana kami diterima oleh Sdr. Danusubroto, yang mewakili Gubernur. Sdr. Danusubroto ternyata menaruh minat besar terhadap tugas kami, bahkan mengusulkan untuk meninjau kota Palembang dari Air Musi pula. Beliau akan menguruskan surat introduksinya kepada Mr. Liem dari N.V. Ong Boen Tjit, yang mempunyai motorboot besar.
Dari Gubernuran kami ke Residen di rumah, di mana kami diterima sebentar saja, cukup bagi kami untuk memperkenalkan diri dan sekedar menjelaskan tugas kami.
Pk. 9.00 kami berkunjung kepada Wali Kota, Mr. Sudarman Gandasubrata. Sangat menggem-
4