Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/105

Halaman ini tervalidasi

97

Membela dan mempertahankan kemerdekaan menjadi tugas dan kewajiban seluruh rakyat termasuk kaum wanitanya.

Pada masa kemerdekaan ini Ny. Alfiah Muridan Noto masuk organisasi wanita "Persatuan Wanita Republik Indonesia" (PERWARI) yang dipimpin Nyi Sri Mangunsarkoro dan sebagai wakilnya adalah Nyi M.D. Hadiprabowo,. sedangkan Ny. Alfiah Muridan Noto duduk sebagai komisaris. Perlu diketahui bahwa PERWARI merupakan peleburan Persatuan Wanita Indonesia (PERWARI) dan Wanita Negara Indonesia (WANI) pada Kongres Organisasi-organisasi Wanita I di Klaten 15 -- 17 Desember 1945. PERWARI merupakan perkumpulan sosial yang berazaskan Ketuhanan Yang Mahaesa, kebangsaan dan kerakyatan. Kepada para anggota PERWARI diberi pendidikan politik umum agar mereka sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan ibu bangsa.

Pada 22 -- 25 Desember 1952 diselenggarakan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) IX di Bandung. Kongres memutuskan antara lain perlunya diperingati "Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Yang Permanen”. Untuk melaksanakan amanat tersebut. Nyi Sri Mangunsarkoro yang pada waktu itu menjabat ketua panitia pusat mengambil inisiatif mendirikan yayasan berbadan hukum.

Yayasan yang kemudian dinamakan "Yayasan Hari Ibu" dikukuhkan notaris RM. Wiranto, 15 Desember 1953. Nyonya Alfiah Muridan Noto dalam "Yayasan Hari Ibu" ini ditunjuk sebagai bendahara. Adapun susunan pengurus Yayasan Hari Ibu secara lengkap sebagai berikut :

Ketua : Ny. Suroto
Wakil Ketua : Ny. Supardi
Sekretaris : Ny. Iman Sudiyat
Bendahari : Ny. Suwandi dan Ny. Alfiah Muridan Noto
Pembantu : Dr. Sarjito, Sindutomo, Yudaningrat dan Harjowinoto