Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/113

Halaman ini tervalidasi

105

kan pendidikan di Meisjes Kweek School. Pada waktu Pengurus Besar Perkumpulan Jong-Java mengadakan propaganda, maka didirikanlah cabang Jong Java khusus wanita di dalam asrama Meisjes Kweek School. Pada tahun 1925 sampai dengan pertengahan tahun 1926 Badiah Moerjati yang menjabat sebagai ketua Jong Java cabang Salatiga, mengunjungi Kongres Jong Java. Dengan keaktifannya dalam berorganisasi ini banyak pelajaran dan pengalaman yang diperoleh Badiah.

Keaktifan Badiah Moerjati dalam organisasi semakin berkembang ketika-ia pindah ke Yogyakarta. Di Yogyakarta ia sempat menceburkan diri dalam berbagai organisasi. Di situlah Badiah Moerjati dapat berkenalan dengan beberapa tokoh Organisasi wanita, yang antara lain Ny. Kartowijono, Ny. Soekemi, Ny. Soenarjo Mangoenpoespito, Nyi Hajar Dewantoro, Ny. Soekonto. Kemudian Badiah Moerjati bergabung dengan mereka dalam kepanitiaan Kongres Perempuan, Indonesia yang pertama. Setelah kongres, dibentuk Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia. Badiah ditunjuk menjadi salah satu anggota pengurus dengan tugas mengelola majalah istri. Disamping itu ia pun mempunyai tugas menjadi pemimpin kepanduan Jong Java KURCACI.

Beberapa tahun setelah tahun 1928, kegiatan Badiah Moerjati dalam bidang sosial politik agak terhenti. Karena mengikuti suami yang berpindah-pindah tugas ke luar Pulau Jawa. Baru pada waktu suaminya dipindahkan kembali ke Pulau Jawa kira-kira pertengahan tahun 1935, Badiah aktif kembali dalam kegiatan sosial politik. Ia sempat mendirikan persatuan wanita di Karanganyar Jawa Tengah tempat suaminya bertugas. Perkumpulan itu diberi nama Sri Paniti, yang bertujuan sosial. Antara Jain bertujuan menambah keterampilan para ibu, serta memupuk persatuan di kalangan ibu.

Pada waktu isteri Bupati Karanganyar mendirikan organisasi ASIB (Algemene Steum Fonds voor Inlandsche Bihoeftigen), Badiah ikut sebagai pengurus. Tujuan organisasi tersebut adalah untuk menolong penduduk yang miskin dan tunawisma. Ketika Badiah Moerjati pindah ke Kebumen mengikuti