Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/148

Halaman ini tervalidasi

140

Bintang Abdulkadir membuat peraturan bahwa para anggota yang datang ke rapat harus menggunakan bahasa Indonesia. Bagi yang menggunakan bahasa Jawa didenda lima sen setiap perkataan. Tujuan peraturan tersebut sangat bagus kecuali untuk menambah dana juga untuk membiasakan mengunakan bahasa Indonesia yang sudah diikrarkan pada 28 Oktober 1928. Pada Kongres Wanito Utomo di Solo, R Ay. Bintang Abdulkadir mengusulkan agar bia siswa itu diurus oleh pusat. Usul R. Ay. Bintang Abdulkadir ini diterima dan diberi nama "Seri Derma". Sebagai ketua "Seri Derma" ditunjuk R. Ay. Bintang Abdulkadir.

Pada tahun 1930 R.Ay. Bintang Abdulkadir mengikuti suaminya pindah ke Gombong. Di Kota Gombong ini R. Ay. Bintang Abdulkadir mendirikan Wanito Utomo Cabang Gombong. Namun Gombong waktu itu belum mempunyai sekolah menengah, sedangkan anak-anak dokter Abdulkadir akan segera memasuki sekolah menengah. Keluarga dokter Abdulkadir memutuskan untuk pindah ke Malang. Kota tersebut di samping banyak sekolah pilihan. suasana dan hawanya juga cocok untuk pendidikan anak-anak mereka. Maka dengan berat hati keluarga R. Ay Bintang Abdulkadir meninggalkan Gombong menuju Malang. Pada tahun 1934 keluarga dr. R. Abdulkadir pindah ke Tegal. Di Tegal ini dr. R. Abdulkadir mengusahakan apotik dengan nama "Mitro Rahayu". Kecuali itu jugs membuat obat tradisional anti kencing manis yang diberi nama "Podoselamete". Usaha ini ternyata berhasil baik. Selama di Tegal R.Ay. Bintang Abdulkadir sibuk melayani permintaan berbagai organisasi wanita untuk membantu kegiatan mereka. Untuk memenuhi keinginan mereka, R. Ay. Bintang Abdulkadir mengusulkan agar semua organisasi wanita di Tegal digabung menjadi satu. Usul ini diterima dengan baik, maka dibentuklah "Persatuan Perkumpulan Puteri Tegal". Kegiatan Persatuan Perkumpulan Puteri Tegal ini meliputi keterampilan wanita, kesenian, dan olah raga.