Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/16

Halaman ini tervalidasi

8

bersikap hormat kepada orang tuanya sedang orang tua mencurahkan kasih-sayang sepenuhnya kepada anak-anaknya. Ketenteraman kehidupan rumah tangga ini memberikan dorongan putra-putrinya untuk belajar lebih tekun sampai berhasil sebagai diharapkan oleh kedua orang tuanya. Keberhasilan belajar mereka itu juga merupakan suatu kebahagiaan keluarga, baik orang tua maupun anak-anak itu sendiri.

Waktu pertama kali keluarga Sukonto menetap di Yogyakarta, Ny. Sukonto baru dapat menggabungkan diri pada salah satu organisasi yang ada di Yogyakarta waktu itu. Organisasi pertama yang dimasuki ialah Wanito Utomo suatu perkumpulan non politis yang didirikan ibu-ibu rumah tangga yang mula-mula hanya berkecimpung dalam urusan kesejahteraan wanita dan sosial. Dalam perkumpulan ini Ny. Sukonto sangat aktif dan bekerjasama dengan ibu-ibu perkumpulan tersebut antara lain adalah Ny. Abdulkadir. Dokter Abulkadir satu angkatan dengan dokter Sukonto, karena itu antara kedua keluarga ini sangat akrab. Atas usaha mereka berdua. (Ny. Soekonto dan Ny. Abdulkadir) organisasi Wanito Utomo dapat berkembang dengan lancar. Berhubung Ny. Sukonto tergolong orang yang aktif dan lancar bicaranya, maka dia terpilih menjadi ketua Wanito Utomo. Sebagai pimpinan organisasi Ny. Sukonto berusaha keras meningkatkan derajat kaum perempuan dengan jalan memberikan kursus-kursus ini diberikan di rumahnya. Waktu itu keluarga Sukonto tinggal di Tugu Kulon dekat pasar Kranggan. Di rumah tersebut keluarga ini mengadakan aktivitasnya, di samping di tempat-tempat lainnya.

Suatu peristiwa penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia adalah diselenggarakannya Kongres Perempuan Pertama 22-25 Desember 1928 di Dalem Joyodipuran Yogyakarta. Peristiwa bersejarah ini terus diperingati bangsa Indonesia, dan 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama ini Ny. Sukonto terpilih menjadi ketua sebagai wakil dari Wanito Utomo.