Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/177

Halaman ini tervalidasi

169

Serta sudah cukup semua saya menerangkan apa yang jadi maksud kita. Dari itu kaum putri yang tersebut di atas semua mupakat, akan berdirinya congres ini, dan tuan putri mana suka kasi bantuan secukupnya dengan tidak takut susah payah. Dari itu di dalam satu minggu sudah berdiri comite congres ini dan diberi nama "Congres Perempuan Indonesia". Tuan putri dari perkumpulan mana nanti akan diterangkan oleh saudara Soekaptinah. Selain dari itu sudahlah tak mengherankan bahwa berdirinya comite congres ini mendapat rintangan-rintangan yang bersifat kritiek. Yaitu kritik yang keluar dari fihak kaum kuno (kolot) yang masih cinta sekali kepada keadaan yang tua. Pendeknya masih suka dengan adat-istiadat jaman yang saya tidak tau lagi. Akan tetapi kritik yang macam begitu saya semua tentu membuta tuli, sebab sudah menjadi kebiasaan sudah terjadi hukum alam, jikalau ada yang berniat baik yang bangsa penggoda rencana mustikah berdaya upaya, agar supaya tak terjadinya yang berniat baik tadi. Demikian lah pula terjadinya comite Congres Putri Indonesia ini. Walaupun sudah terang kepentingannya kaum penggoda (kaum kolot) masih merendahkan kaum kita perempuan sadja.

"Yaitu maunya:

"Kaum istri tak perlu bercongres-congresan"
"Kaum istri hanya di dapur tempatnya"
"Kaum istri tak perlu memikir hal pengidupan",

sebab itu hal wajibnya kaum laki-laki: ada yang membilang: Kaum istri Indonesia belum mateng, belum bisa berdamai hal perkumpulan, demikianlah kata kaum penggoda. Akan tetapi orang yang ingin mencapai tujuannya. harus berani membantah kritik di depan pembicaraan dan depan tenaga. Yaitu tenaga bekerja dengan sejujurnya hati. Pada dewasa ini sudah terlihatlah kepentingannya pergerakan kaum istri zaman kegelapan. Yalah zaman di dalam mana kaum istri hanya dianggap baik buat di dapur sahaja. itu sudah lalu. Jaman sekarang yang bisa dibandingkan zaman kemajuan.

Oleh karena itu zaman ini sudah waktunya buat mengangkat derajatnya kaum istri, agar supaya kita tidak terpaksa duduk di dapur saja.