Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/18

Halaman ini tervalidasi

10

Kongres ternyata mendapat perhatian khusus dari intel pemerintah kolonial Belanda. Nyonya Sukonto sebagai pucuk pimpinan kongres berkali-kali dipanggil oleh intel pemerintah kolonial untuk menjawab berbagai pertanyaan.

Perlu diketahui bahwa sebagai pemrakarsa kongres bersejarah itu ialah Ny. Sukonto, Nyi Hajar Dewantoro dan Nona Sujatien (Alm. lbu Kartiwiyono) dan didukung oleh 7 organisasi wanita yaitu Wanito Utomo, Wanito Taman Siswo, Putri Indonesia, Wanita Katholik, Jong Java (bagian gadis-gadis Meisjeskieng), Aisyiyah dan JIBDA (Jong lslamieten Bond Domes Afdeeling bagian wanita).

Keputusan-keputusan Kongtes Perempuan Pertama tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Mendirikan badan pemufakatan dengan nama "Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia" (PPPI).
  2. Didirikan studie fonds(dana studi) untuk anak-anak perempuan yang tidak mampu membayar biaya sekolah dan berusaha memajukan kepanduan putri.
  3. Mencegah perkawinan di bawah umur.

Kepada Pemerintah Belanda waktu itu dikirim tiga mosi sebagai berikut :

  1. Penambahan sekolah-sekolah untuk anak-anak perempuan.
  2. Supaya pada pernikahan pemberian keterangan tentang taklik (janji dan syarat-syarat perceraian) diwajibkan.
  3. Diadakan peraturan sokongan untuk janda-janda dan anak-anak piatu pegawai negeri.

Berbagai ungkapan diketengahkan kepada para peserta kongres. Sebelum membuka kongres Ny. Sukonto menerangkan tentang latar belakang dan maksud serta tujuan kongres itu. Mula-mula ada berbagai usulan kepada Wanito Utomo untuk bekerjasama, namun untuk sementara ajakan itu kurang mendapat tanggapan. Kemudian datang suatu permintaan agar perkumpulan wanita di Indonesia mengirimkan utusannya ke Honolulu yaitu pada Passific Congres. Itu pun diungkapkan oleh