Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/23

Halaman ini tervalidasi

15

Di zaman Jepang dokter Sukonto dipekerjakan lagi di Perumtel Bandung. Waktu Jepang menyerah kepada Tentara Sekutu keluarga ini pindah lagi ke Yogyakarta. Di Yokyakarta dr Sukanto tetap bekerja pada Perumtel hingga mendapat pensiun dari Perumtel Republik Indonesia. Di Yogyakarta Ny. Sukonto menggabungkan diri pada Perkumpulan Isteri-isteri Dokter Gadjah Mada sedang suaminya menjadi anggota IDI. Selain itu Ny. Sukonto juga masuk suatu organisasi yang berkecimpung dalam pemberantasan penyakit TBC.

Walaupun sudah lama tidak menjadi anggota perkumpulan wanita, Ny. Sukonto selalu menaruh perhatian pada perkembangan pergerakan wanita, porsi wanita di masyarakat dan sebagainya. Berbagai keterangan ia kumpulkan dari wanita-wanita yang dijumpainya, baik muda maupun tua. Nyonya Sukonto tergolong orang yang luwes dan pandai bergaul dengan semua lapisan masyarakat. Dalam proses tanya jawab antara mereka ternyata bukan hanya Ny. Sukonto yang mendapat keterangan-keterangan yang berharga tetapi mereka juga mendapat pengalaman yang berharga. Dengan demikian Ny. Sukonto mendapat kenalan yang luas, dan temannya bertambah banyak. Nyonya Sukonto sangat puas dan setuju sekali bahwa dalam zaman perjuangan untuk merebut kemerdekaan antara tahun 1945-1950 pria dan wanita saling bahu-membahu. Nyonya Sukonto sendiri juga rajin mengikuti perkembangan politik dengan membaca surat-surat kabar dan mendengarkan berita radio setiap hari.

Suatu hal yang mengherankan jika diketahui bahwa Ny. Sukonto tidak pernah mengikuti pendidikan formal di sekolah, karena memang waktu itu gadis-gadis tidak boleh bersekolah tetapi pengetahuannya dari waktu ke waktu semakin bertamah luas. Semula belajar membaca kitab suci Al Qur'an, kemudian belajar membaca dan menulis huruf Jawa, selanjutnya huruf Latin. Dengan senjata inilah Ny. Sukonto mengumpulkan pengetahuan umum, Ia sangat gemar buku-buku puisi dan cerita-cerita sejarah. Jadi bukan saja membaca buku-buku