Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/28

Halaman ini tervalidasi

20

dengan Ki Bagus Hadikusumo. Menurut A. Djarnawi Hadikusumo kemenakan Munjiah, bibinya itu orang yang supel. Hubungannya dengan keluarga maupun sesama tetangganya sangat baik.

Waktu bersekolah di Madrasah Muslimat Muhammadiyah kecakapan Siti Munjiah sudah tampak. Dia tergolong murid yang pandai, lancar bicaranya. Bakatnya semakin berkembang setelah mendapat gemblengan dari K.H. Ahmad Dahlan. Ia duduk dalam kepengurusan Aisyiyah. Harapan K.H. Ahmad Dahlan dapat terwujud, karena Siti Munjiah tampil sebagai pemuka Aisyiyah dengan kemampuannya yang dapat dibanggakan.

Sebagai pengurus Aisyiyah Siti Munjiah aktif mengikuti rapat-rapat dan berdakwah ke berbagai daerah antara lain ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan juga ke Jawa Barat. Sebagian besar waktunya dipergunakan untuk keperluan organisasi baik Aisyiyah maupun organisasi-organisasi perjuangan wanita lain pada zamannya.

Apabila ada permintaan ceramah dalam rangka ulang tahun suatu organisasi wanita kepada Aisyiyah, maka Siti Munjiah yang dikirim untuk menyampaikan ceramah tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh Siti Munjiah pada Ubelium (Milad), Wanito Taman Siswo. Wanito Utomo, Jong Java dan sebagainya. Apabila ia berpidato dalam organisasi Aisyiyah, ia menggunakan bahasa Jawa tetapi pada organisasi di luar itu dipakainya bahasa Indonesia.

Siti Munjiah dikenal pandai berpidato. Dalam menyampaikan pidato selalu tepat mengena sasarannya karena disesuaikan dengan peserta yang hadir. Berkat kepandaiannya itu orang tak jemu-jemunya mengikuti apa yang disampaikan. Pidatonya disampaikan dengan gaya yang khas, dan sangat menarik para pendengarnya. Topik-topik menarik yang diminta dalam pidatonya itu antara lain masalah wanita berdasarkan hukum Islam. Dalam hal ini jarang orang lain memiliki kemampuan menyam-