Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/42

Halaman ini tervalidasi

34

Siti Soekaptinah merasa sangat bangga. Hal itu berarti sebagai wanita ia . dianggap mampu untuk duduk. dalam keanggotaan Dewan Haminte tersebut.

Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito seorang wanita yang mempunyai banyak gagasan. Salah satu gagasannya adalah mengusulkan adanya Harl lbu. Usul itu diajukan atas nama Isteri Indonesia, pada Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung pada 23 hingga 27 Juli 1938 di Bandung. Usul tentang Harl lbu itu dapat diterima secara aklamasi dan peringatan Hari Ibu pertamakali diadakan pada 22 Desember 1938.

Bagi Siti Soekaptinah Soenarjo kegiatannya dalam berorganisasi merupakan suatu bentuk dinamika kehidupannya. Ketika itu ia sebagai wanita yang masih muda dan cukup mempunyai kemampuan, memang pantas menduduki berbagai jabatan yang dipercayakan kepadanya di samping menjadi anggota organisasi yang diminatinya. Pada tahun 1940 Siti Soekaptinah menjadi ketua Badan Kongres Perempuan Indonesia IV yang berlangsung di Semarang. Dalam Kongres Perempuan Indonesia IV tersebut, Siti Soekaptinah mewakili Parindra (Partai Indonesia Raya). Karena keaktifan Siti Soekaptinah dalam berpolitik maka tahun 1941 ia dipanggil oleh Komisi Visman untuk ditanya tentang bentuk pemerintahan di Hindia Belanda yang bagaimanakah yang ia inginkan. Dengan tegas Siti Soekaptinah menjawab bahwa yang ia inginkan adalah Indonesia Berparlemen.

Pada masa pendudukan Jepang, Siti Soekaptinah menjadi ketua bagian wanita Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang berlangsung dari tahun l943 hingga tahun 1944. Pusat Tenaga Rakyat tersebut pada mulanya bukan merupakan suatu bentuk organisasi, karena ketika itu pemerintah Jepang menghapuskan semua bentuk kepartaian maupun organisasi. Siti Soekaptinah dan kawan-kawannya di Pusat Tenaga Rakyat tersebut berusaha bekerja dan bergerak sesuai dengan keadaan serta perjuangan di masa perang.