Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

37

Walaupun sering memberikan ceramah dan pengajian, Siti Soekaptinah selalu merasa dirinya tidak semampu mereka yang keluaran perguruan tinggi. Kondisi demikian, dirasakannya bila para peserta bertanya berbagai masalah yang tidak dikuasainya.

Sebagai wanita yang cukup lama bergerak dalam badan legislatif dan berbagai organisasi wanita Siti Soekaptinah mendapat penghargaan dari Kaum Wanita Indonesia pada bulan Desember 1978. Penghargaan tersebut diberikan bertepatan dengan peringatan 50 tahun Kongres Wanita Indonesia. Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito beserta tiga orang temannya, yaitu Ny. Kartowiyono, Ny. Hajinah Mawardi dan Ny. Gularso mendapat hadiah kalung berantai emas dan kain kebaya. Pemberian hadiah tersebut berkaitan dengan jasa Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito beserta tiga orang temannya itu, sebagai pencetus gagasan Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928.

Pada peringatan Hari Ibu ke-45, 22 Desember 1983, Siti Soekaptinah bersama dua orang wanita lainnya mendapat tanda penghargaan dari Presiden Soeharto dalam peresmian Gedung Mandala Bhakti Wanitatama. Mereka bertiga mendapat penghargaan karena keaktifan mereka dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama. Sebelum menerima penghargaan tersebut, ia mempunyai obsesi untuk mengundang makan beberapa kerabat dekatnya sebagai pelepas kerinduannya ketika masih aktif dalam berbagai kegiatan. Di samping itu ia ingin menyambut tamu dari Jakarta yang akan memberikan tanda penghargaan kepadanya. Rupanya obsesi Siti Soekaptinah menjadi kenyataan, ia telah menerima tanda penghargaan tersebut.

Pada masa tuanya Siti Soekaptinah Soenarjo Mangoenpoespito hidup dengan tenteram. Selain kesehatannya baik, kehidupan materinya juga terjamin. Anak cucunya juga hidup rukun dan damai. Siti Soekaptinah terakhir tinggal bersama putri sulungnya di Namburan Kidul Yogyakarta. Ia meninggal dunia pada 31 Agustus 1991 di Yogyakarta.