Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/70

Halaman ini tervalidasi

62

Sujatin juga giat bergerak di lapangan. Mengunjungi sekolah-sekolah meminta izin direktur sekolah dan menemui siswa-siswa untuk menerangkan tujuan dan keuntungan masuk Jong Java.

Pada tahun 1923 di Yogyakarta diselenggarakan pawai besar-besaran untuk memperingati 25 tahun Ratu Wilhelmina bertahta. Pawai tersebut terbuka untuk umum termasuk orang-orang pribumi maupun organisasi-organisasi politik. Jong Java sebagai organisasi cukup besar pada waktu itu ingin ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Sehubungan dengan itu Jong Java mengadakan rapat pengurus untuk menentukan apa yang akan ditampilkan dalam pawai tersebut. Setelah melalui perdebatan-perdebatan akhirnya diputuskan bahwa rapat menerima usul Sujatin yaitu akan menampilkan suatu episode dalam kehidupan RA Kartini, tokoh idola Sujatin.. Tokoh Kartini akan diperankan oleh Sujatin sendiri. Ternyata peran Kartini mendapat hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

Acara penerimaan hadiah berlangsung di Sociereit Yogyakarta. Hadiah akan diberikan oleh Sri Sultan sendiri dan Sujatinlah yang ditunjuk untuk menerima hadiah itu. Sesuai adat yang berlaku apabila seseorang berhadapan dengan Sri Sultan haruslah menyembah terlebih dahulu. Hal itu menimbulkan perlawanan dalam diri Sujatin. Menuruti adat keraton yang sangat dipatuhi masyarakat dengan menyembah atau menuruti kemauan sendiri yang ingin menghapuskan feodalisme yaitu tidak menyembah. Tetapi bila tidak menyembah ia akan mendapat cemoohan dari masyarakat. Ia akan dianggap tidak tahu sopan-santun dan tidak tahu adat. Akhirnya perasaan Sujatinlah yang menang, ia tidak menyembah Sri Sultan pada waktu menerima hadiah. Bagi Sujatin, hal itu merupakan beranian moral, suatu pengejawantahan dari diri seorang wanita yang menginginkan perlakuan adil.

Perlakuan Sujatin yang radikal itu timbul karena ia muak melihat perlakuan yang menimpa wanita di lingkungan keraton. Mereka diperlakukan sebagai barang dagangan. Namun anehnya mereka menerima saja perlakuan tersebut. Sujatin tidak meng-