Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/80

Halaman ini tervalidasi

72

Departemen Sosial RI (tahun 1974 -- 1978). Menjadi ketua Seksi Wanita pada Persatuan Wredatama RI Pusat (tahun 1973-1978) dan pernah memimpin Pertemuan Besar "Wanita Pejoang Indonesia" di Jakarta (Mei 1975).

Sebagai seorang yang aktif dalam pergerakan wanita lbu Kartowijono berpendapat bahwa sebenarnya wanita itu mempunyai kemampuan dan kelebihan, tapi tidak semua wanita tahu akan kelebihannya. Ibu Karto bukan hanya kaya akan ide-ide tetapi sekaligus juga pelaksanaannya. Ia ingin wanita Indonesia mandiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk mencapai hal itu terlebih dulu wanita harus mandiri di bidang ekonomi, agar mampu· berpikir dan bertindak sesuai dengan kemampuannya.

Ibu Kartowiyono adalah seorang human yang benar-benar human. Ia tidak pemah menyembunyikan pengetahuan, sangat murah hati terutama dalam membantu wanita. Keberanian, kejujuran dan kesucian (trisula) tertanam dalam pola pikir dan dan pola tindak Ibu Karto. Kepada pemimpin perkumpulan wanita Ibu Karto berpesan agar mereka memiliki pengetahuan yang luas mengenai keadaan wanita, rasa kasih sayang kepada anggota, sifat ·keibuan dan sikap terbuka terhadap kritik. Selanjutnya dalam mernberikan tugas kepada anggota, pemimpin perkumpulan hendaknya mengetahui keadaan anggota yang sebenarnya, memberi tugas secara bergilir kepada anggota-anggotanya dan mengikuti dengan seksama kegiatan anggotaanggotanya.

Pada 1 Desember 1983, Ny. Sujatin Kartowijono meninggal dunia setelah menderita sakit beberapa lama. Ia meninggal dunia dalam usia 76 tahun dan dimakamkan di Pemakaman Tanah Kusir Jakarta Selatan. Atas jasa-jasa terutama dalam perjuangan pergerakan wanita pemerintah telah memberikan penghargaan berupa Satya Lencana Kebaktian Sosial (1961) dan Satya Lencana Pembangunan (1068).