Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/99

Halaman ini tervalidasi

91

Setelah Muhammadiyah, susul-menyusul lahir organisasi perjuangan bangsa Indonesia antara lain Serikat Dagang Islam yang selanjutnya menjadi Partai Serikat Islam Indonesia. Partai ini di bawah pimpinan Haji Umar Said Cokroaminoto secara tegas menyatakan non cooperation dengan pemerintah kolonial Belanda. Jiwa dan semangat HOS Cokroaminoto ini diterima pak Driyowongso dengan sepenuh hati. Karena perkembangan dan perjuangan Partai Sarekat Islam itu dianggap lebih sesuai dengan jalan pikirannya, maka akhirnya pak Driyowongso dan isterinya mengikuti gerak langkah dan perjuangan Partai Sarekat Islam. Gerakan Muhammadiyah yang telah bertahun-tahun diikuti ditinggalkan karena dianggapnya tidak secara tegas melawan pemerintah kolonial Belanda.

Pada waktu Driyowongso tinggal di Pakualaman telah mengikuti secara aktif kegiatan Partai Sarekat Islam, Nyonya Driyowongso memberi pelajaran pada pengajian anak-anak perempuan, sedang suaminya membina anak laki-laki. Pengajian ini dikoordinasikan oleh Partai Sarekat Islam. Sebagai anggota Partai Sarekat Islam, maka setiap ada rapat Ny. Driyowongso aktif menghadirinya.

Baitum anak angkatnya masih terkenang keaktifan Ny. Driyowongso, karena seringkali bersama-sama anggota yang lain mengadakan rapat di rumahnya dan juga di tempat lain. Karena itu kehadiran Ny. Driyowongso dalam Kongres Perempuan Pertama 22 -- 25 Desember 1928 di Dalem Joyodipuran Yogyakarta adalah mewakili Wanita Partai Sarekat Islam. Dapat dibayangkan bagaimana kegiatan Ny. Driyowongso bersama anggota kongres perempuan yang lain bekerja keras mempersiapkan pelaksanaan kongres tersebut. Dengan terpilihnya Ny Driyowongso duduk dalam pimpinan Kongres Perempuan Pertama waktu itu merupakan suatu bukti bahwa dia termasuk anggota yang aktif dalam Partai Sarekat Islam. Rupa-rupanya dengan kepindahannya ke berbagai tempat antara lain ke Jakarta menyebabkan dia tidak aktif lagi dalam gerak langkah Wanita