Halaman:Boe Beng Hiap Kek.pdf/17

Halaman ini tervalidasi

— 15 —

II.

Tjeritanja Tan A Toa.


Sesampenja di roemah, masih sadja Tan Kie Hou merasa sanget mendongkol, hingga ia tida maoe bitjara apa-apa, malah pada waktoe disoeroe makan oleh iboenja, ampir sadja nasi jang ia telen tida bisa toeroen dari tenggorokannja; tapi boeat djangan bikin iboenja tjoeriga, sabisa-bisanja ia paksaken makan djoega. Blakangan, sahabisnja makan, laloe ia pergi ka kebon jang letaknja di sabelah blakang roemahnja, kerna iamaoe hiboerken hatinja jang mendongkol. Kabetoelan sekali ia bertemoe sama satoe boedjang jang bernama Tan A Toa dan terkenal dengen nama djoeloekan si toekang kongkouw sebab ia soeka dan pande sekali mengobrol, hingga kawan-kawannja soeka tanggap padanja, djika kabetoelan lagi senggang tida ada pakerdjahan. Tapi orang banjak anggep ia toekang karang tjerita, maka iapoenja omongan ampir tida ada jang boleh dipertjaja.

Itoe toedoehan boleh dibilang ada sabagian jang betoel, tapi djika maoe dibilang Tan A Toa ada toe­kang bohong, itoelah tida betoel sama sekali. Ia soeka sekali mengobrol segala apa jang tida-tida, tapi boekannja bersifat djahat, hanja tjoema maoe bikin orang tertawa dan senang hati. Lantaran ia soeka sekali bitjara, biar poen ia taoe orang anggep dirinja sebagi pembo­hong, toch ia tida perdoeli. Tjoema kaloe ia mendongeng sedikitnja tentoe ia maoe lampiasken iapoenja pengrasahan koerang senang jang penoeh di dadanja, oleh kerna itoe djoega, dengen samar ia soeka sindirken dongenganiija pada salah satoe kedjadian jang ia anggep tida pantes atawa poen djahat. Sebab biar poen ia