— 35 —
„Ja, sinshe, ini hari sasoenggoenja akoe merasa senang sekali, kerna akoe baroe denger soeatoe kabar jang sanget menggirangken akoe poenja hati," saoet ia dengen soeara bergoembira.
„Nah, kaloe begitoe, akoe taoe ini hari kaoe tentoe aken bisa makan lebih banjak dari biasanja," kata Tan Ko Wie sembari tertawa. „Sekarang boleh lantes moelai makan, sebab nanti sajoer dan nasinja djadi dingin."
Betoel djoega lantaran hatinja girang dan soemangetnja terbangoen. Tan Kie Hou bisa makan lebih banjak dari biasanja ; tjoema lantaran sadari lama ia soeda biasaken diri boeat makan dengen memake takeran jang tentoe, maka ini kali ia tjoema makan lebih banjak satengah mangkok nasi dari biasanja.
Itoe hari liwat dengen tida ada terdjadi apa-apa jang loear biasa. Di waktoe malem, lantaran tadi pagi Tan Kie Hou tida mejakinken iapoenja ilmoe pattwan-kim dan ie-kin-keng, goeroenja soeroe Tan Kie Hou mejakinken doeloe pat-twan-kim dari bermoela sampe pengabisan, jang sama sekali ada delapan bagian. Kamoedian lantes diadjarin lagi satoe bagian dari ie-kin-keng jang itoe botja belon peladjarken. Oleh kerna Tan Kie Hou ada satoe anak jang berotak terang, dalem sedikit tempo sadja ia soeda bisa pahamken dengen betoel, dan gerakannja boleh dibilang tida ada jang salah. Tan Ko Wie kasi tanda jang itoe perjakinan boleh brenti. Tapi sang goeroe roepanja soeda meloepaken sama sekali prihal itoe kabar jang menggirangken iapoenja hati, kerna sama sekali ia tida menanjaken lagi hal itoe. Oleh kerna ia ingin sekali tjeritaken hal itoe pada goeroenja, maka dengen tida tertahan lagi ia berkata: