Halaman:Boe Beng Hiap Kek.pdf/45

Halaman ini tervalidasi

— 43 —

sekarang soeda sore, biar besok pagi katemoeken ianja.”

Salandjoetnja Tjeng Sian Hweeshio menanjaken, katerangan pada bebrapa moerid-moeridnja The Tay Hou, “ada bebrapa banjak orang-orang jang soeda perna beroeroesan sama marika poeuja goeroe, dan siapa di antaranja jang mengandoeng sakit hati paling heibat. Tapi ternjata sab egitos djaoeh tida ada orang-orang jang mengandoeng sakit hati begitoe heibat sebagimana Lie Kiauw Tjia dan iboenja, kerna marika poenja ajah dan socami telah mati di tangannja The Tay Hou, malah itoe gadis sendiri sampe terpaksa menoesoek leher sendiri, sedeng istrinja Lie In kena dipoekoelin sampe babak beloer.

Masih penasaran, Tjeng Sian menanjaken kaierangan lagi pada istrinja The Tay Hou, sebab boleh djadi sang istri ada lebih taoe, tapi ternjata kasoedahannja ada satoe roepa sadja. Sedeng romannja itoe hiapkek puen, istrinja The Tay Hou kasi katerangan ampir bersamahan dengen itoe moerid-moerid jang kena di'iris koepingnja, jaitoe memake kekoedoengan kapala dan moeka item, hingga ijoema teriampak sadja ia poenja kadoea mata jang begitoe tadjem sabagi djoega kilat jang menjamber.

Tjeng Sian Hweeshio merasa heran sekali, kerna selamanja ia belon perna denger di kalangan kang-ouw ada terdapet itoe matjem hiapkek jang soska memake kekoedoengan moeka dan kapala dari barang bahan warna item. Ia lantes menanjaken pada kadoea soedara angkatnja, brangkali soeda perna denger hiapkek jang saroepa itoe, tapi Hee Pat dan Tjhio Goan Beng poen belon perna denger hiapkek jang saroepa itoe.

Di hari jang berikoetnja Tjeng Sian Hweeshio pergi mengoendjoengin kantoornja tikoan, dengen mengasi