Halaman:Boe Beng Hiap Kek.pdf/90

Halaman ini tervalidasi

— 86 —

Oleh kerna itoe waktoe ia djoestroe rebahken diri dengen miring ka sabelah loewar, ia bisa meliat ka djoeroesan itoe djendela, dan koetika ia melekin kadoea matanja ia liat goeroenja djoestroe mengoentjiken lagi djendela dengen pelahan, kamoedian lantestaro satoe boentelan ka sabelah bawahnja iapoenja kasoer dan teroes rebahken diri di atas iapoenja pembaringan. Tan Kie Hou memasang koeping dengen tida bersoeara, ternjata goeroenja masih berklisikan dan belon poeles, dan ia sendiri lantaran banjak berpikir, kombali djadi seger dan tida bisa poeles dan sekali poen ia tahan sabrapa bisa toch tida oeroeng ia djadi berklisikan djoega.

Tida lama kamoedian kadengeran soeara tongtong dipoekoel ampat kali, Tan Kie Hou masih belon djoega poeles, begitoe poen iapoenja goeroe. Achir-achir ka­dengeran ajam djago berkroejoek dari kampoengkampoeng jang berdeketan, tiba-tiba keliatan klamboe pembaringannja Tan Ko Wie disingkapken dan ia itoe toeroen dari pembaringannja menjamperin ka depan pembaringannja iapoenja moerid.

„Kie Hou, roepanja kaoe tida bisa tidoer poeles ini malem," kata ia, „hal apatah jang kaoe pikirken?" Tan Kie Hou djadi sanget terkedjoet koetika mendenger itoe pertanjahan jang tida terdoega. Bermoeia ia maoe poera-poera poeles dan kamoedian mendjoesta jang ia tidoer poeles dan tjoema djadi mendoesin kerna dibangoenin oleh iapoenja goeroe; tapi koetika ia berbalik pikir, goeroenja soeda taoe ia tida tidoer poeles, sedeng goeroenja selamanja mengadjar soepaja ia djangan berdjoesta, hanja dalem segala hal moesti bitjara dengen djoedjoer dan teroes terang, maka ia lantas berbangkit dan teroes berloetoet di hadepannja iapoenja goeroe.