Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/107

Halaman ini tervalidasi

4. SAMBUTAN-SAMBUTAN KALANGAN WANITA TERKEMUKA.

Dari kalangan kaum Wanita sendiri terdengar pula suara-suara berhubung dengan peristiwa ini, jang merupakan andjuran dan dorongan untuk kerdja lebih keras dan teratur atas peringatan-peringatan akan kelemahan-kelemahan dalam waktu-waktu jang silam. Maka berikut ini disadjikan pikiran-pikiran beberapa wanita terkemuka jang berdasarkan pengalaman-pengalamannja masing menuturkan berbagai persoalan jang perlu lebih diperhatikan oleh masjarakat umumnja dan golongan wanita chususnja.

Ketua Panitya ¼ Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Penang sedang berpidato.

IBU KARTOWIJONO dalam tulisannja jang dimuat dalam Indonesia Raya tertanggal 22/ 12 1953 menjatakan:

Telah 25 tahun pergerakan wanita dalam bentuk kesatuan bekerdja dalam masjarakat. Menindjau usaha kesatuan itu, dapat kita merasa puas, bahwa selama 25 tahun itu semangat persatuan dapat melaksanakan usaha-usaha jang didukung oleh banjak organisasi wanita. Dalam hal ini dapat kita lihat 2 matjam usaha, jaitu:

I. Usaha-usaha jang bersifat tuntutan-tuntutan. Usaha dari Kesatuan pergerakan wanita ini berupa tuntutan-tuntutan mengenai perbaikan nasib wanita, misalnja: tambahan sekolah-sekolah perempuan, pemberantasan pelatjuran, hak memilih dan dipilih untuk Dewan Perwakilan Pusat dan Daerah, pengangkatan anggauta wanita dalam Kantor Pemilihan Pusat dan daerah segera terlaksananja Undang-undang Perkawinan, pengangkatan tenaga wanita dalam Pengadilan Agama.

II. Usaha-usaha jang bersifat pelaksanaan, putusan-putusan bersama, misalnja mengadakan studiefonds bagi wanita, mendirikan tempat pemondokan bagi wanita jang bekerdja, mengadakan usaha pemberantasan buta huruf, mendirikan rumah penitipan kanak-kanak, Jajasan Kedjahteraan Anak, Jajasan Seri Derma (studiefonds), Jajasan Hari Ibu.

Teamwork sangat dibutuhkan.

Dalam usaha-usaha itu barang tentu nampak beberapa kesukaran-kesukaran, terutama dalam usaha-usaha jang bersifat pelaksanaan, sebab untuk mengadakan kerdja sama jang baik antara orang-orang jang mewakili beberapa organisasi jang mempunjai dasar berlainan, sungguh tidak mudah untuk menjelenggarakan usaha-usaha itu jang bersifat tetap (continue), diperlukan suatu "team work" atau kerdja-sama jang erat dan teratur, dan ini sukar diadakan antara orang-orang jang tidak masuk dalam satu perkumpulan. Maka nampak kesukaran kesukaran jang kerap kali menimbulkan kesan, seakan-akan disebabkan oleh soal-soal perseorangan (Persoonlijk) tetapi sebenarnja menurut faham saja, djika ditindjau lebih dalam hal itu adalah akibat dari pada perbedaan dasar atau pandangan organisasi organisasi jang tergabung itu.

Pengurus Jajasan-jajasan jang didirikan oleh Badan Kongres Wanita Indonesia hendaknja dalam segala tindakan jang besar atau luas, melingkungi pula semua organisasi jang tergabung didalamnja, agar terdjamin saling pengertian dan penghargaan antara tenaga-tenaga dan organisasi-organisasi wanita itu. Maka suatu sjarat jang harus dipenuhi oleh Pengurus itu lebih-lebih oleh ketuanja ialah, bahwa mereka berdjiwa kesatuan dan dapat diterima (acceptabel ) untuk semua aliran. Inilah merupakan suatu-kesukaran pula dalam mentjari tenaga-tenaga itu, sebab dalam lingkungan sendirisendiri tenaga itu sangat baik, tetapi tidak selalu berarti bahwa mereka itu dapat diterima oleh organisasi-organisasi lain.

Dalam mempersatukan usaha ternjata pula, bahwa soal-soal jang politis mempengaruhi keadaan. Hal ini hingga kini dapat dihindarkan, karena Badan Kongres Wanita berhati hati sekali dalam tindakan-tindakannja dengan hanja mendjalankan hal-hal jang sudah mendjadi putusan bulat. Bahwa dalam hal ini tentu ada organisasi-organisasi jang merasa, Badan Kongres Wanita Indonesia

93