Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/126

Halaman ini tervalidasi

SAMBUTAN Mr. SARTONO KETUA PARLEMEN.

ARAH GERAKAN WANITA INDONESIA

Pada waktu memperingati SEPEREMPAT ABAD PERGERAKAN WANITA INDONESIA ini saja dengan ini menjampaikan utjapan selamat kepada sekian banjak pemimpin wanita kita jang telah mengambil initiatif menjertai peringatan ini dengan perajaan, jang, melihat programnja, mengandung tjita-tjita jang bersifat konstruktif, jakni akan mewudjudkan bukti-bukti jang abadi dari pada buah perkembangan pergerakan Wanita Indonesia selama ini, diantaranja berupa pengumpulan dokumentasi gerakan wanita didalam lingkungan sedjarah Kebudajaan Indonesia dan akan membentuk Jajasan Hari Ibu" dimulai dengan pendirian suatu gedung sebagai pusat-djala-pupunan-ikan bagi pergerakan wanita dan sebagai pusat dari mana akan dipantjarkan kader untuk merapikan organisasi serta ichtisar-ichtisar untuk pendidikan gadis dan wanita.


Saja berhadap dengan sepenuh hati moga-moga tjita-tjita jang mulia ini dapat tertjapai. Dan saja pertjaja kiranja seruan akan bantuan jang ditjanangkan oleh Panitya Penjelenggara Perajaan memperoleh sambutan baik dari segenap bangsa kita. Kedjadian jang berlangsung disekeliling 22 Desember 1953 ini bukanlah suatu kedjadian hanja istimewa dalam alam wanita sadja, melainkan menurut hemat saja mestilah kita lihat sebagai suatu tindakan didalam perkembangan Kebudajaan Indonesia, jaitu tindakan dari suatu bagian dari pada masjarakat Kebudajaan Indonesia jang differensiasi didalamnja sudah agak landjut djuga.


Bila kita perhatikan pergerakan wanita itu disebelah pergerakan umum dan pergerakan pemuda didalam keseluruhannja, maka djelas sekali tampak kesatuannja dan sifat perkembangannja jang sama, sedjalan dan selaras, sedjak lahir ,,Budi Utomo" dengan disampingnja ,,Putri Mardika" dan Kautamaan Istri", diikuti oleh Sarekat Islam, Muham madijah, kemudian Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Selebes, lantas melalui perkembangan pergerakan segala golongan jang amat pesat sekali diantara 1920 dan 1930, sampai kepada pemusatan segala tindakan dan perhatian kepada tjita-tjita

,,suatu natie, merdeka, lepas dari Holland" sedjak 1930 sampai 1943. untuk sesudah bertapa selama 3½ tahun dibawah kekuasaan Djepang bagi mentjari herorientasi, kemudian memuntjak pada 17 Agustus 1945 dengan menghasilkan revolusi berdasarkan Proklamasi Kemerdekaan.


Dari pada perkembangan pergerakan bangsa Indonesia seluruhnja itu kita memperoleh kesan, bahwa banjak dari pada segala apa jang selama ini terbajang sebagai perbedaan dan pertentangan, jang kadangkala djuga melahirkan suasana seperti permusuhan, tidak lain kiranja hanjalah tindakan tindakan berbagai bagian didalam suatu masjarakat jang differensiasi didalamnja sudah agak landjut, sedang masjarakat itu sendiri mendjalani perkembangan sendiri, jang sedjarahnja berpangkal pada masa gelap didalam zaman purba beberapa ribu tahun jang lalu.


Bila kita tarik kesimpulan dari pada berbagai karangan ahli-ahli sedjarah dan kebudajaan jang baru-baru, kita beroleh kesan, bahwa dibetulkan daerah Indonesia sekarang sebagai pusar-pusarnja ada hidup perkembangan suatu masjarakat manusia dari masjarakat sederhana di ,,Zaman Batu" sampai mendjadi masjarakat kebudajaan (civilised society). Pantjaran kebudajaan masjarakat ini melampaui batas-batas daerah Indonesia kita sekarang.


Walaupun kebudajaan ini, jang kita namai Ke budajaan Indonesia, dikenal orang dipermulaan perhitungan Masehi mengandung pokok-pokok Kebudajaan Hindu dan karena itu ada jang menamainja Kebudajaan Hindu, tetapi semua ahli sedjarah kebudajaan sekarang berpendapat, bahwa kebudajaan itu bukan Kebudajaan Hindu, melainkan Kebudajaan Indonesia asli setelah menerima dan mentjernakan beberapa pokok dari pada Kebudajaan Hindu. Dan Kebudajaan Indonesia ini masih bulat hingga kepada waktu ini, walaupun sesudah zaman Madjapait sedikit-banjaknja telah mentjernakan bahan-bahan baru dari Kebudajaan Islam dan Kebudajaan Barat, serta bersinggungan pula dengan Kebudajaan Tionghoa dan Kebudajaan Djepang.


Maka proses perkembangan kebudajaan jang kita djalani sekarang adalah proses penerimaan dan pentjernaan bahan-bahan dari berbagai kebudajaan itu untuk menjesuaikannja kepada keperluan perkembangan kebudajaan sendiri. Inilah pokok isi tuntutan perkembangan Kebudajaan Indonesia jang kita hadapi sekarang. Dan kita harus memberi djawaban jang sesuai dengan sifat tuntutan itu, agar kita dapat tetap didjalan perkembangan jang normal.


Apabila kita telah dapat mengikuti djalan pikiran tentang Kebudajaan Indonesia seperti kita simpulkan dari buah pikiran ahli-ahli sedjarah zaman baru itu, kelihatanlah bahwa gerakan" berbagai golongan didalam masjarakat kita, jang seperti bergerak terpisah dan tersendiri itu, pada pokoknja adalah menudju kepada maksud jang satu dan sama, masing-masing berichtiar menurut sifat dan bakatnja: dan seperti telah kita lihat tjontoh-tjontohnja berkala-kala dalam masa jang baru silam segala gerakan itu menjesuaikan diri antara

112