Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/132

Halaman ini tervalidasi

Semoga Tuhan, Awal, Pertengahan dan Achir segala pergerakan umat manusia, jang sutji danmurni, berkenan melimpahkan kurnianja dengan mewah kepada segenap anggauta Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, agar supaja dapat giat bergerak ladju kearah kemadjuan dan kehormatan Wanita Indonesia untuk kesedjahteraan dan kemakmuran Negara dan Bangsa.

Hormat kami,

A. SOEGIJAPRANATA S. J.

Vikaris Apost. Semarang.

Semarang, 6 Nopember 1953.

SAMBUTAN Dr. SUKIMAN

PERKEMBANGAN SEHAT

,,Sorga adalah terletak dibawah telapak Ibu-ibu".

(sabda Nabi Muhammad s.a.w. )

Pergerakan kaum wanita Indonesia sudah berbahagia memperingati seperempat abad sedjarah kesatuannja.

Walaupun tudjuan dan tjita-tjitanja belum se muanja dapat diwudjudkan, pada pendapat saja banjaklah jang telah tertjapai, jang patut disjukuri dan diperingati.

Terutama dalam membangkitkan rasa kesolideran dan persatuan dan menggalang kesatuan aksi sebagai sjarat dan siasat untuk menjampaikan daja upaja kepada maksud tudjuannja, pergerakan kaum ibu sepatutnjalah mendjadi tauladan bagi kaum prija. Belum pernah masjarakat Indonesia menjaksikan pertentangan dan perpetjahan dalam lingkungan organisi-organisi kaum wanita seperti sering terdjadi dikalangan partai-partai dan pergerakan kaum laki-laki.

Baik diwaktu pendjadjahan, maupun dimasa revolusi nasional tidak sedikit sumbangan moril dan korban harta benda djiwa jang telah diberikan oleh kaum ibu untuk mentjapai tjita-tjita kemerdekaan tanah air dan kedaulatan Republik Indonesia.

Sesungguhnja sukarlah untuk menilai bagian peranan jang dipegang oleh kaum ibu dalam proses pertumbuhan dan berkembangnja tenaga djiwa Indonesia hingga atas berkat Tuhan Jang Kuasa telah dapat melaksanakan pekerdjaan maha berat, jang sebelumnja dikatakan oleh orang tidak mungkin itu, jakni: merebut kembali peromahan ,,Indonesia Merdeka".

Pengakuan terhadap peranan kaum ibu dalam perdjoangan kemerdekaan nasional sekarang telah diwudjudkan terutama dalam undang-undang pemilihan Umum No. 7 tahun 1953 jang menjamakan deradjat kaum wanita dengan baik dalam hak memilih maupun hak dipilih.

Dengan melalui tingkatan kesadaran atas diri sendiri, kesadaran sosial dan politik maka semangat dan djiwa kaum ibu Indonesia telah memasuki alam dunia internasional, mulai memiliki kesadaran, bahwa peri kemanusiaan itu satu ,,unity of man kind”.

Suatu perkembangan djiwa jang sehat.

SAMBUTAN ALIMIN

SEPEREMPAT ABAD BERDIRINJA GERAKAN

WANITA INDONESIA.

Saja menerima permintaan dari Panitya Pusat Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, supaja saja menulis beberapa patah-kata guna menjambut peringatan dari pada perdjuangan wanita di Indonesia jang telah genap berdirinja seperempat abad lamanja.

Sebagai permulaan saja ingin sedikit meriwajat kan pengalaman diwaktu saja diluar negeri buat beberapa waktu. Dinegeri Barat saja pernah mengundjungi beberapa pertemuan dan rapat-rapat, dimana turut hadlir almarhum KLARA ZETKIN, seorang wanita bangsa Djerman, madam Sun Yat Sen, ibu daripada gerakan wanita di Tiongkok dan achirnja saja telah mendengar beberapa pidato dari Njonja DOLORES IBARURI, seorang wanita bangsa Sepanjol jang telah terkenal sedjak tahun tahun 1933 dan 1934. Mereka itu semua telah melakukan perdjuangan dan mentjurahkan seluruh tenaganja untuk kepentingan golongan wanita guna emansipasi dan pembelaan golongan wanita dari segala bangsa diseluruh dunia. Tudjuan jang mulia ini mendapat sambutan jang hangat dari seluruh lapisan dalam masjarakat diseluruh dunia. Gerakan wanita bebas itu telah mentjapai hasil-hasil jang baik. Seperti hak sama dengan kaum lelaki dan lain-lain.

Gerakan wanita bebas telah mengambil bagian actief dalam segala pekerdjaan jang timbul dalam masjarakat. Inilah tjontoh jang baik bagi gerakan wanita di Indonesia.

Dalam keadaan sekarang menurut pendapat saja, pekerdjaan dan tugas jang penting, daripada wanita ialah mengambil bagian actief dalam menjelesaikan revolusi-nasional kita. Disamping itu wanita harus mendjalankan pekerdjaan actief tidak sadja dikota kota akan tetapi didesa-desa dan plosok-plosok, jang sangat membutuhkan penerangan dan pendidikan guna menginsjafkan mereka bagi tugas jang penting-penting. Wanita kita jang tinggal didesa desa dan diplosok-plosok masih sangat membutuhkan penerangan dan propaganda guna mempertinggi keinsjafan dan aktiviteitnja. Saja berpendapat, bahwa gerakan wanita harus mengonsolidir semua hatsil-hatsil pekerdjaan jang telah tertjapai dalam tahun-tahun jang lampau. Tradisi-baik dari pada gerakan wanita Indonesia harus didjundjung tinggi sebagai lambang perdjuangan dan keinsjafan.

Disamping membantu menjelesaikan tugas revolusi nasional kita, golongan wanita harus menuntut terlaksananja djaminan sosial dan ekonomi bagi para ibu-ibu dan anak-anaknja.

Inilah tugas jang langsung daripada wanita berdjuang di Indonesia diwaktu sekarang.

Sebagai penutup sambutan singkat ini, saja berseru:

,,Bersatulah seluruh wanita"

,,Hiduplah Gerakan Wanita Indonesia”.

Djakarta, Desember 1953.

118