Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/140

Halaman ini tervalidasi

 Suami jang madju harus beserta isteri jang madju pula. Sajap prija jang madju harus beserta istri jang madju pula.
 Untuk kemadjuan tanah-air dan masjarakat kita wanita kita harus menambah kesadarannja jang dapat menjampingi, setidak-tidaknja memberi kekuatan hati kepada suami atau tjalon suami, kepada anak dan kaum prija umumnja jang memang benar-benar berdjoang untuk kemadjuan masjarakat kita bersama.
 Patut ditjamkan, bahwa tuntutan kaum wanita akan penghargaan dirinja, akan hak jang sedradjat dengan kaum prija itu tidaklah boleh merupakan bunji-bunjian kaleng kosong belaka, tetapi benar benar harus beserta kegiatan kaum wanita itu sendiri untuk membuktikan dalam praktek sikap dan haluan jang memang pembawa faedah bagi kemadjuan masjarakat.
 Marilah wahai kaum wanita Indonesia, beramai-ramailah memperkuat perdjoangan rakjat jang menudju masjarakat modern jang bebas daripada penindasan terhadap massa rakjat. Disanalah ......... ja, disana kaum wanita benar-benar akan berkesempatan hidup sebagai manusia jang lajak dan bersama-sama bertanggung-djawab dalam tingkat sederadjt dengan kaum prija terhadap semua persoalan dilapangan politik, ekonomi dan sosial. Bukanlah suamimu jang berdjoang jang patut mendjadi sasaran amarahmu. Derita hidup bersama suami dalam tingkat sekarang patut diterima sebagai tanda seru untuk bangkit mengepalkan tindju dan melatih diri serta menambah kesadaran dan keichlasan dikalangan kaum wanita untuk beserta kaum prija berdjoang melawan penindasan dan pemerasan terhadap massa rakjat.
 Kesibukan partai dan sarekat dan kegiatan-kegiatan lain jang membawa kemadjuan masjarakat patut dipandang sebagai kesibukan dan kegiatan keluarga jang lajak jang perlu disalurkan dan di dukung sepenuhnja.
 Sebaliknja adalah mendjadi hak wanita bila wanita berseru awas terhadap kaum prija umumnja, suami atau bakal suami chususnja jang besikap merintangi kemadjuan rakjat dan merusak kepertjajaan wanita dengan kebiasaan jang menjeleweng dengan kedok dan alasan kesibukan partai dan sarekat.
 Marilah kita bersama sebagai wanita dan prija menambah pengetahuan dan ketjakapan serta menambah kesanggupan jang mempersiapkan pribadi serta keluarga seisi rumah sebagai benteng atau setidak-tidaknja sebagai pos jang berguna bagi perdjoangan rakjat.

 Suka dan duka dalam keluarga patut dihadapi sebagai tanggungan bersama antara suami dan isteri, wanita dan prija. Patutlah disesalkan sifat wanita jang hanja tahu beres dan memberatkan kaum prija belaka. Sebaliknja patut dihormati sikap wanita jang madju dan mau bekerdja dan beserta ichtiar dengan kaum prija. Memang kegem biraan dalam keluarga patut dimuljakan dan dipe lihara, sedang tjinta dan kasih sajang kepada anak dan suami perlu dipupuk hanja dengan djalan mengisi tjinta dengan tjita jang mulia jang mengandung pembelaan terhadap rakjat.

 Dengan pengertian diatas, dengan sambutan jang sederhana ini, Comite Pusat Partai ACOMA menjampaikan salam setiakawannja kepada Panitya Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Dengan pengertian diatas, mendjelang hari peringatan pergerakan Wanita jang bersedjarah itu Comita Pusat Partai ACOMA berseru kepada segenap kaum wanita Indonesia untuk memberi sokongan lahir dan batin kepada anak, suami atau bakal suami jang sudah berada dalam lingkaran perdjoangan rakjat. Diharapkan bahwa kaum wanita benar-benar dapat mempergunakan pengaruhnja sebagai IBU, ISTERI dan WANITA terhadap anak, suami atau baka suamai agar supaja mereka jang tjinta itu tidaklah diperalat oleh kaum penindas dan pemeras untuk mengchia nati perdjoangan rakjat.

KAMI PERTJAJA KALAU WANITA INDONESIA BENAR SUDAH SETJARA AKTIF MENENTUKAN ARAH MASJARAKAT KITA, PASTI DAN TENTU TIDAKLAH AKAN ADA DJARI LELAKI JANG BERGERAK DAN DIGERAKKAN UNTUK MENANDA-TANGANI MAKLUMAT NOPEMBER LINGGARDJATI RENVILLE K.M.B.

HIDUPLAH PERGERAKAN WANITA INDONESIA!
HIDUPLAH KETUA PANITYA!
HIDUPLAH IBU SRI MANGUNSARKORO!

Malang, 19 Oktober 1953.
Untuk Kemerdekaan Rakjat
Comite Pusat
Angkatan Comunis Indonesa
(ACOMA).



26