SAMBUTAN PIMPINAN PARTAI MASJUMI.
1. Bagaimana pandangan Masjumi terhadap wanita dapat diketahui dari kedudukan wanita se bagai anggauta partai Masjumi, baik jang setjara formeel ada djaminan- djaminannja dalam Anggar an Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai, maupun jang dapat dilihat dari kenjataan kedu dukan para Muslimaat dalam susunan organisasi partai. Dipusat, didaerah, didewan-dewan perwa kilan dan sebagainja .
2. Hal ini adalah mendjadi salah satu tjermin, bahwa kemadjuan dalam segala lapangan jang di tuntut oleh wanita telah terdjamin dalam Islam , azas dari Masjumi, dalam batas-batas sesuai dengan kodrat djenis wanita dan tugasnja jang sebenarnja disisi djenis prija.
3. Dalam hal Indonesia Merdeka, wanita dapat menempatkan kesanggupan serta melaksanakan tanggung djawabnja, untuk menggalang persatuan Nasional dalam bentuk ,,Kongres Wanita Indone sia" dan kini pada tanggal 22 Desember 1953 sudah dapat memperingati ulang tahunnja jang ke 25 atau seperempat abadnja, keadaan ini sungguh harus mendapat penghargaan jang sebesar-besarnja dari seluruh lapisan masjarakat . Memang wanita adalah lambang kesutjian dan dari Ibulah bangsa dibelakang hari akan ditentu kan. Tegak dan rebahnja sesuatu Negara terutama adalah dari bentukan kaum Ibunja, sesuai dengan
Kenjataan, bahwa dalam Konperensi Wanita Sedunia di Kopenhagen dalam bulan Djuni jang baru lalu turut hadlir 10 orang wanita Indonesia , adalah suatu bukti tentang hatsil jang gilang-gemi lang dari perdjuangan wanita Indonesia membawa bangsa ketingkatan internasional seperti dikatakan diatas itu. Pun dalam tertjapainja konvensi oleh P.B.B. baru-baru ini , jang memberikan wanita hak -hak untuk memilih dan bekerdja dikantor diatas dasar persamaan dengan kaum lelaki , Wanita Indonesia, jang de facto telah terlebih dahulu menikmati hak hak itu, rasanja dengan langsung maupun tidak, telah memberikan sumbangannja jang berharga. Sedjarah pergerakan Wanita Indonesia sangat erat hubungannja dengan sedjarah pergerakan kaum prija dan rakjat Indonesia pada umumnja.
Parindra sebagai salah satu pergerakan kaum prija jang tertua di Indonesia, dapat mengetahui dan merasakan betapa besar arti sokongan dari kaum wanita itu, terutama semasa perdjuangan mengusir pendjadjah. Maka pada waktu diperingatinja genap 25 tahun pergerakan wanita ini, Parindra mengutjapkan penghargaan atas djasa-djasanja serta menjampai kan utjapan selamat-bahagia dan mudah-mudahan tertjapailah apa jang ditjita-tjitakan untuk kepen tingan bangsa dan negara seterusnja . Djakarta, 10 Nopember 1953 . perkataan seorang pudjangga Islam , jang artinja :
„Wanita adalah tiang Negara. Kalau wanita nja baik Negarapun akan tegak. Kalau wa nitanja rusak, Negaranja akan runtuh pula".
Mudah-mudahan Kongres Wanita Indonesia dapat hidup langsung, menunaikan tugas kewa djibannja, menudju kearah tjita-tjitanja jang sutji murni.
Djakarta, tgl. 1-12-1953 . DEWAN PIMPINAN PARTAI MASJUMI . SAMBUTAN PARINDRA. Bagaimana pentingnja kedudukan peranan kaum wanita dalam masa perdjuangan melawan pendja djah dimasa jang lampau dan dalam masa pem bangunan jang kita hadapi sekarang ini, rasanja sukar digambarkan dengan kata-kata. Terutama mereka jang tergabung dalam suatu organisasi ada lah merupakan kekuatan jang tidak ketjil artinja. Meskipun pergerakan wanita Indonesia sepan djang masa tidak bebas pula dari berbagai-bagai rintangan jang kadang-kadang menimbulkan per petjahan dikalangan mereka sendiri, namun seba gai keseluruhan ia telah merupakan suatu faktor jang sangat penting, tidak sadja untuk membantu membimbing wanita Indonesia kearah emancipatie jang sebenar-benarnja, tetapi djuga untuk men djundjung deradjat bangsa dan negara Indonesia ke tingkatan jang sedjadjar dengan bangsa-bangsa dan negara-negara jang telah madju lain-lainnja.
DP. PARINDRA, Ketua,
SAMBUTAN DARI P.B. PARTAI KEBANGSAAN INDONESIA.
Dengan gembira hati kami terima permintaan dari Panitya Peringatan seperempat abad „,Kesa tuan Pergerakan Wanita" untuk memberikan sambutan atas usaha akan dikeluarkannja buku Peringatan Seperempat Abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953 . Tanggal 22 Desember 1953 adalah hari jang penting bukan hanja untuk golongan Wanita Indo nesia sadja, akan tetapi djuga untuk Masjarakat Indonesia seluruhnja. Bukankah pada hari ini dua puluh lima tahun jang lampau para wanita Indonesia mulai memper satukan tenaga untuk mendjundjung tinggi harkat deradjat golongannja chususnja, Nusa dan Bangsa pada umumnja? Keinginan mereka untuk bersatu, mulai terbit karena kejakinan bahwa para wanita hanja dapat mentjurahkan tenaganja untuk ikut serta dalam memerdekakan tanah air dan memuljakan bangsa djika pada mereka diadakan persatuan. Riwajat telah membetulkan kejakinan ini. Ter bukti para wanita Indonesia dari tahun 28 hingga sekarang tahun 1953, terus menerus berdjoang dalam segala lapangan. Dimulai dengan ikatan Per
satuan Perempuan Indonesia (P.P.I. ) hingga sekarang mendjelma Kongres Wanita Indonesia.
127