Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/145

Halaman ini tervalidasi

MENJAMBUT PERINGATAN SEPEREMPAT
ABAD PERGERAKAN WANITA INDONESIA.

Al-Qur-an:
„Barang siapa berbuat kebadjikan, baik laki-laki maupun perempuan, padahal ia beriman, maka sesungguh-sungguhnjalah kami akan membikin dia mendapat suatu kehidupan jang berbahagia".

Orang-orang mu'min laki-laki dan orang-orang mu'min perempuan, sebahagian dari pada mereka memimpin pada perbuatan-perbuatan jang baik dan melarang daripada perbuatan-perbuatan jang mungkar”.

„............. dan mereka itu (isteri) mempunjai hak-hak jang setimbang dengan hak-hak (fihak lelaki) jang terhadap kepada mereka (isteri) harus diperlukan dalam suatu tjara jang sebagus-bagusnja".

Joseph de Maistre:
„De mannen maken wel de wetten, maar de vrouwen maken de mannen, die de wetten zullen maken".
(Aengenent Leerboek Sociologie, hal. 233).

Bismillahirrahmanirrahiem.

Assalaamu 'Alaikum w.w.

Alhamdulillah, sjukur dan pudji kami pandjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahwasanja kini tanggal 22 Dessmber 1953, Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia telah mentjapai usia Seperempat-abad dalam perdjuangan.

Suatu peristiwa penting dalam sedjarah pembangunan dan perkembangan bangsa dan negara, jang dengan penuh hormat dan rasa bangga patut dan harus dapat diambil manfa'atnja setjara merata antara seluruh lapisan masjarakat bangsa Indonesia!

Penting, oleh karena dalam rangkaian waktu 25 tahun telah silam itu, pun pula kaum wanita Indonesia sesuai dengan sifat dan bakat jang ada padanja, telah menundjukkan kesanggupan dan kemampuannja setjara berdampingan dan bahu membahu dengan kaum prija, menduduki posnja dan melaksanakan tugasnja dalam berbagai sektor pergerakan kemerdekaan tanah air Indonesia.

Peristiwa peringatan inipun mudah-mudahan akan mendjadikan semangkin mendalam dan meluasnja keinsjafan dan kesedaran masjarakat akan arti dan functie pergerakan wanita sebagai potentie nasional jang turut menentukan pertumbuhannja sesuatu bangsa dan negara, dan didjadikan djuga dasar untuk „herziening" dan zelf-correctie" bagi mereka jang karena pengaruh tradisi-lama, senantiasa menilai arti dan deradjat wanita itu dengan memakai ukuran jang sempit dan rendah, terbatas pada lingkungan kepentingan sendiri semata-mata. Ini sekali-kali tidak berarti, bahwa djuga kaum wanita dari fihaknja sendiri tidak memerlukan zelf-correctie dan herziening itu sebelum melandjutkan langkah pergerakannja kedepan, merealisir setjara prinsipiil dan struktuil perkembangan keadaan dalam berbagai bentuk dan djenis pada segala lapangan masjarakat.

Kini pada saatnja kaum wanita memperingati seperempat abad pergerakannja, antjaman bahaja proces „aflijding” dan „des-intregasi” jang sedang dihadapi oleh negara, belum dapat dibendung dan dihindarkan, krisis achlak, krisis budi-pekerti, krisis gezag, tidak hanja terlihat explosie-nja pada niveau djabatan atau perusahaan, pun pula tingkat kehidupan bersuami-isteri, kekeluargaan, dan lingkungan pendidikan dan anak-anak peladjar!

Bukan maksud kami dalam sesingkat kata sambutan ini, membentangkan satu-demi-satu segala soal-soal jang sulit pelik jang pada saat ini sebagai tekanan berat sedang menimpa seluruh tubuhnja masjarakat kita; kami hanja ingin menegaskan, tidak sedikit diantara soal-soal itu setjara langsung atau tidak langsung, bahkan specifiek dan chusus termasuk kedalam lingkungan kompetensinja pergerakan wanita Indonesia, untuk dipetjahkan!

Mendjelang masa jang akan datang, baik berdasarkan rentjana djangka pandjang maupun djangka pendek kiranja kaum Pergeraka Wanita Indonesia suka dan sedia menempatkan post dan tenaganja dalam sektor-sektor kesulitan masjarakat sebagai termaksud diatas tadi.

Adalah senantiasa mendjadi asas dan kejakinan bagi kami, bahwa timbulnja rupa-rupa soal-soal dan kesukaran serta kesulitan jang berkenaan dengan pergaulan dan pri-kehidupan manusia itu, ialah dan terutama sekali oleh karena salah memahamkan dan salah pengertian terhadap asas-asas dan adjaran Agama Allah. Selama asas-asas Agama, perkara kebatinan dan keadilan tidak tertanam benar-benar didalam kehidupan dan hati-sanubari masjarakat, selama itulah akan timbul perbuatan, kelakuan dan pengaruh jang buruk-busuk atas penghidupan manusia.

Lain daripada itu, kesedjahteraan manusia jang tidak mengindahkan agama Allah, budi-pekerti dan kebatinan, tidaklah bisa memperbaiki manusia dan pergaulan hidupnja, tetapi malahan menjebabkan manusia djatuh lebih djauh didalam lumpur ketjemaran.

Dalam menempuh djalan selandjutnja, mudah-mudahan asas-asas sebagai kami maksudkan tadi, akan mendapat perhatian pula dari Pergerakan Wanita Indonesia sebagai sendi-sandaran pergerakannja.

Para wanita anggota Partai Sjarikat Islam Indonesia dibawah pimpinan Madjelis Departemen Wanita P.S.I.I., senantiasa siap sedia mentjurahkan tenaga dan kerdja-sama dengan fihak manapun djuga, chususnja dengan Pergerakan Wanita Indonesia, dalam hal-hal jang dapat dilaksanakan bersama.

Achirul'kalam, kami utjapkan salam dan hormat kepada pada pemimpin dan pemuka Pergerakan Wanita Indonesia beserta do'a kepada Allah s.w. Ta'ala, mudah-mudahan dengan berkat pertolongan dan Tuntunan-Nja, berhasillah mentjapai segala tjita-tjitanja.

Amien.

Djakarta, 15 Nopember 1953.
Pimpinan Harian
Ladjnah-Tanfidzijah P.S.I.I.

131