Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/153

Halaman ini tervalidasi

Tak perlu rasanja disini kami meriwajatkan tentang hidup serta perdjuangan Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, jang mana sudah tentu hal ini telah diuraikan oleh Saudara-saudara lainnja jang memegang bahtera selama ini.


Kami hanja bersjukur dan merasa bangga, bahwa selama kami mendjadi anggota Kesatuan tersebut tampak oleh kami persatuan jang kokoh, sehingga dapat merupakan kerdja sama untuk mentjapaikan hak-hak wanita dalam hidup dan penghidupan jang sempurna sebagai ummat Allah.


Sesungguhnja didalamnja bertjorak bermatjam-matjam ideologie, namun satu competence jang mendjadi kewadjiban kita dan jang harus kita peroleh bersama adalah: „Persamaan hak sebagai manusia.


Maka oleh sebab itu, didalam kita memperdjuangkan tjita-tjita kita bersama itu, djanganlah hendaknja sebagai seorang opportunist sadja, mengikuti angin baik belaka, pun djangan pula hendaknja sampai dikatakan karakterloos, melain kan kita harus memakai dasar jang luas, tegas dan njata.


Semoga tjita-tjita sambutan kami sekedar untuk didjadikan kenang-kenangan mudah-mudahan dapat pula turut meriahkan buku peringatan seperempat abad ini.


Achirnja hanja kepada Allah kita mohon taufiq dan hidajah serta magrifahnja. Amin, amin, ja Rabbal'alamin.


Pimpinan Mdj . Dep.Perg. Wanita P.S.I.I.

Wassalam.

Ketua,

Nj . K. SUTEDJO).

Kata Sambutan Pimpinan Pusat Partai Wanita Rakjat.


25 tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia melangkahkan Kakinja dimuka bumi Indonesia untuk mendjalankan kewadjibannja jaitu mulai tanggal 22 Desember 1928 hingga tanggal 22 Desember 1953.


25 tahun itu bagi seluruh pergerakan wanita berarti suatu latihan jang penuh dangan pasang surutnja didalam menjesuaikan dirinja kepada perdjuangan Tanah-air dan Bangsa.


Memang, Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia tidak dapat dipisah-pisahkan dengan perdjuangan Tanah-air dan Bangsa kearah „Indonesia Merdeka“, karena timbulnja adalah pada waktu sumpah sumpah Pemuda mendorong perdjuangan Bangsa nja kearah kesatuan ke-Indonesiaan, jaitu:

Satu Tanah-air, Tanah-air Indonesia.
Satu Bangsa, Bangsa Indonesia.
Satu Bahasa, Bahasa Indonesia.


Tiga Sumpah Pemuda ini mengakibatkan diterimanja Lagu „Indonesia-Raya" dari W.R. Supratman sebagai Lagu kebangsaan dan sekarang mendjadi lagu Negara Republik Indonesia.


Tetapi sajang, seribu sajang, bahwa kenjataan jang pada waktu ini kita lihat didalam Negara dan Bangsa kita, adalah persis kebalikannja, bukannja kesatuan, malahan perpetjahan jang tidak dapat kita pertanggungdjawabkan lagi.


Rupa-rupanja sedjarah perpetjahan didalam negara kita jang selalu melemahkan kita mulai dahulu hingga sekarang belum djuga mau berhenti.


Bukankah ini menundjukkan kepada kita, bahwa Bangsa Indonesia harus bekerdja sekuat tenaga kearah „Zelfkoreksi dan Zelfdiciplin"? „Zelfko reksi dan Zelfdiciplin" itu akan menimbulkan pandangan, langkah dan gerak jang positief, luas dan tinggi kearah pembangunan djiwa dan masjarakat Indonesia.


Djustru dalam kenjataan-kenjataan Tanah-air jang sangat menjedihkan inilah, Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia mendjalankan perajaan peringatan seperempat abadnja diseluruh Indonesia.


Panggilan apakah jang dibawa oleh peringatan seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, jang dahulu timbulnja karena terbakar oleh „Tiga Sumpah Pemuda❞ jang bersedjarah itu? Tidak lain, ialah untuk memperingatkan seluruh masjarakat Indonesia, supaja dengan hati jang sedjudjur-djudjurnja dan selapang-lapangnja suka kembali lagi kepada „ Tiga Sumpah Pemuda❞ jang diutjapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 di Djakarta dahulu itu.


Demi kepentingan dan keagungan Kesatuan Republik „Indonesia Merdeka" dengan seluruh rakjatnja!!


Kita pertjaja dengan sepenuh-penuhnja, bahwa Tuhan Jang Esa selalu melindungi dan membimbing Negara dan Bangsa kita kearah kemuliaan dan Kedjajaannja.


Marilah kita ikuti bimbingan Tuhan Jang Maha Esa itu, tentu alam kebahagian akan terbuka dengan luasnja untuk kita Rakjat Indonesia sekalian!

Mudah-mudahan peringatan seperempat abad Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia dapatlah mendjadi pendorongannja!!!

SRI MANGUNSARKORO.
Jogjakarta, 22 Desember 1953 .

Sambutan dari:

Pengurus Besar PEMUDA PUTRI INDONESIA.

Dalam memperingati dua puluh lima tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia pada tanggal 22 Desember 1953 maka dengan sendirinja kami menengok kebelakang kepada sedjarah pergerakan wanita jang telah dilakukan oleh para ibu-ibu selama dua puluh lima tahun itu.


Pada saat memperingati itu baiklah kita berhenti sebentar untuk mengenangkan arwah-arwah ibu-ibu jang telah mendahului kita dan telah berdjasa mendjadi pelopor-pelopor gerakan wanita. Djuga kepada ibu-ibu jang hingga kini masih menerus kan memegang peranan dalam berbagai pergerakan wanita kita utjapkan hormat dan terima kasih.

139