Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/165

Halaman ini tervalidasi

Bag. A. Usaha-usaha dari Kongres Wanita Indonesia.

1. JAJASAN KEMADJUAN WANITA ,,SERI-DERMA".

Riwajat „Seri Derma" sebetulnja membawa kita kekongres wanita Indonesia jang pertama jang diadakan di Jogjakarta antara tanggal 22 dan 28 Desember pada tahun 1928. Sebagai salah satu usaha dari Kongres Perempuan Indonesia maka Jajasan Seri Derma didirikan, dengan maksud memberi kesempatan pada gadis-gadis Indonesia untuk beladjar, dengan bantuan Jajasan tersebut.

Stootkapitaal didapat dari peninggalan Nj. Mugarumah almarhum jang berupa perhiasan. Dalam testamen almarhum semua harta bendanja ditinggalkan untuk Jajasan Seri Derma, tetapi berhubung keluarga almarhum jang merasa lebih berhak, maka perhiasan sadja jang dihadiahkan pada Jajasan ini. Pengurus Jajasan Seri Derma ketika itu diketuai oleh Nj . Abdulkadir di Jogjakarta jang dengan segala daja upaja melakukan kewadjibannja untuk dapat melaksanakan tjita-tjita Kongres Perempuan Indonesia. Keputusan Kongres Perempuan Indonesialah jang melahirkan Jajasan ,,Seri Derma" dan mati tenggelamnja Kongres mengakibatkan nasib jang sama lagi ,,Seri Derma". Kongres Perempuan Indonesia berhak penuh atas ,,Seri Derma". dialah jang dapat meneruskan atau mematikannja, merobah atau mempertahankannja. Demikianlah pada salah satu Kongres Perempuan Indonesia jang diadakan di Djakarta pada tahun 1929, „Seri Derma" mendjadi salah satu atjara dan menimbulkan perdebatan jang hangat. Beberapa anggota dari K.P.I. berpendapat bahwa Seri Derma" pada waktu itu hanja dapat dipergunakan untuk kaum atasan sadja. Mereka melepaskan kritik bahwa tudjuannja tidak sampai kelapisan bawah. „Seri Derma” dianggap mereka pula sebagai suatu badan jang kurang demokratis. Maka diusulkan kepada kongres supaja ,,Seri Derma" diubah dasarnja, sehingga dapat memperhatikan nasib kaum wanita seluruhnja, terutama sekali dilapangan pendidikannja. Pada kongres itu pula diputuskan untuk merobah ,,Seri Derma" ia mendjadi badan pemberantasan buta huruf jang mempunjai tugas dikalangan wanita Indonesia seluruhnja. Badan ini dipimpin oleh Nj. Said.

Kegiatan badan pemberantasan buta huruf ini terpaksa dihentikan pada djaman pendudukan Djepang, dan bubarnja K.P.I. menjebabkan pula B. P. B. H. Meletuslah revolusi Indonesia pada tahun 1945 dan perdjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan tidak memungkinkan kaum wanita Indonesia memikirkan hal-hal lain daripada keselamatan negara dan rakjatnja. Demikianlah baru pada tahun 1951 atas inisiatif Ibu Iwa Kusumasumantri, beberapa kaum ibu di Jogjakarta merasa perlunja untuk mendiri kan Jajasan Seri Derma sekali lagi. Untuk menghindarkan kedjadian pada tahun 1941, ketika B.P.B.H. bubar bersama K.P.I., maka diputuskan untuk mendirikan suatu badan jang dapat berdiri sendiri.

Oleh karena keadaan sedjak perang dunia II, berobah, dan Indonesia dari suatu negeri jang didjadjah mendjadi negara jang merdeka dan berdaulat penuh, maka pemberantasan buta huruf tidak lagi mendjadi tanggung-djawab organisasi organisasi partikelir. Demikianlah timbul keinginan pada kaum ibu jang disebut tadi untuk mendirikan kembali jajasan „Seri Derma”. Dengan disjahkan oleh notaris R.M. Wiranto, maka ,,Seri Derma" didirikan sebagai suatu jajasan untuk „kepentingan dan ketinggian deradjat bangsa Indonesia" dan dengan tudjuan : Membiajai sebanjak mungkin siswa wanita rakjat djelata tamatan sekolah rakjat untuk melandjutkan peladjarannja kesekolah vak menengah, baik langsung maupun melalui sekolah menengah umum.

Jajasan ini berdasarkan pula atas keinginan untuk melihat kaum wanita Indonesia berpendidikanbaik, mendjadi ibu Indonesia jang baru merdeka ini.

Sumbangan-sumbangan uang untuk memperkuat fonds ,,Seri Derma" didapat dari penderma-penderma, baik tetap, maupun lepas, dan tidak mengetjualikan siapapun djuga asal maksud siswa biaja disetudjuinja. Dipikirkanlah oleh pengurus untuk melebarkan sajapnja, dan atas inisiatif Nj. Mangunsarkoro kepada suatu panitia jang diketuai oleh Nj. Maruto Nitimihardjo di Djakarta ditugaskan untuk mendirikan suatu perwakilan diibu kota. Panitia berhasil mendirikan suatu tjabang jang terdiri dari 7 orang anggota pengurus diperkuat oleh suatu badan pengawas. Usaha pertama dari perwakilan Djakarta ialah mengumpulkan uang sebagai „,,stootkapitaal", dan berhasillah pengurus menerima Rp. 10.000,― dari suatu pertundjukan film pada bulan Djuni 1952 jang diusahakannja dengan maksud tersebut di atas. Kartu-kartu penderma tetap dibagikan pula kepada kurang lebih 50 orang di Djakarta, dan dewasa ini sumbangan tetap tiap bulan ialah Rp. 250,―.

Pertundjukan film untuk kedua kalinja diadakan pada bulan Djuli, tahun 1953. Oleh karena tidak 100% hasil dimaksudkan untuk „ Seri Derma”, tetapi djuga dibagi dengan panitia seperempat abad, maka uang jang masuk tjuma berdjumlah Rp. 4.000,―. Dengan demikian perwakilan Djakarta telah dapat mendjalankan usahanja mentjari tjalon-tjalon beasiswa. Pada hari ini ada dua gadis jang memenuhi sjarat-sjarat untuk menerima beasiswa dari ,,Seri Derma", dan sedjak bulan September tahun 1953, gadis-gadis itu telah masuk vak-vak atas bantuan „Seri Derma". Dapat dikatakan bahwa antara mereka jang mendaftarkan dirinja pada „Seri Derma" tidak banjak jang sungguh-sungguh memenuhi sjarat-sjarat „ Seri Derma".

Disamping kegiatan dilapangan usaha, perwakilan Djakarta diberi hak penuh oleh pusatnja di Jogjakarta, untuk mendirikan tjabang-tjabang dimana sadja ada perhatian, Korespondensi dilakukan antara organisasi wanita di Tandjung Karang dan pengurus perwakilan Djakarta, dengan hasil didirikan suatu tjabang ,,Seri Derma" Tan-


151