Dengan idee ini beliau datang pada Ibu Soediro, selaku Ketua dari Badan Penghubung Organisasi organisasi Wanita Djakarta Raya, jang didukung oleh kurang lebih dari 50 Organisasi-organisasi di Ibukota.
Idee itu diterima dengan sangat gembira oleh Badan Penghubung Organisasi-organisasi Wanita Djakarta Raya, oleh karena dengan adanja Gedung Wanita di Djakarta nanti Badan Penghubung akan mempunjai tempat tetap untuk menjelenggarakan usaha-usahanja dan terutama rapat-rapatnja. Sela ma ini rapat-rapat selalu diselenggarakan dirumah Ibu Walikota Soediro.
Usaha pertama untuk mengumpulkan uang guna mendirikan Gedung Wanita ini, turut sertanja Badan Penghubung dalam Pekan Raya Ekonomi Internasional tahun 1954, selama 55 hari dengan mengadakan : Paviljun kanak-kanak, Pekan Kebudajaan, Pekan masak-masakan daerah, Pekan Perkebunan, Pameran buku-buku, lukisan- lukisan dan perlombaan fotografie.
Perlu disebut disini, bahwa dalam penjelenggaraan Pekan Kebudajaan, dimana terdapat upatjara-upatjara perkawinan-perkawinan daerah, upa dan tjara-upatjara sesudah melahirkan anak sebagainja, Badan Penghubung mendapat bantuan dari daerah jang tidak sedikit.
Daerah-daerah ini telah mendatangkan alat-alat dan pakaian-pakaian pusaka jang sungguh menarik perhatian para pengundjung Pekan Raya Ekonomi Internasional terutama bangsa-bangsa Asing. Bantuan Daerah ini sangat terpudji, misalnja Palembang, Lampung, Bengkulu, Kalimantan, Atjeh, Maluku, Bali, karena mereka sama sekali tidak meminta ganti kerugian hanja untuk mereka disediakan accomodatie oleh Kotapradja Djakarta Raya. Disini dapat kita lihat, bahwa Walikota Soediro, turut pula membantu usaha-usaha Badan Penghubung, sampai terwudjudnja GEDUNG WANITÀ .
Siang dan malam 55 hari lamanja Wanita-wanita Djakarta Raya bekerdja keras mentjari uang di P.R.E.I. , dengan menjediakan djuga bus-bus ditiap tiap paviljun Wanita, dimana tiap-tiap pengundjung memberi sokongannja dengan suka rela.
Sudah tentu pendapatannja belum tjukup untuk mendirikan satu Gedung Wanita.
Melihat kegiatan Wanita-wanita kita ini, timbullah rasa sympathie pada beberapa orang hartawan di Ibukota dan Saudara-saudara ini mengadakan pengumpulan uang untuk membantu kekurangan keuangan, guna mendirikan sebuah „GEDUNG WANITA".
Dengan demikian Badan Penghubung mempunjai modal 1 (satu ) djuta rupiah.
Organisasi-organisasi jang pada waktu itu actief adalah : Perwari, Wanita Demokrat Indonesia, Bhayangkari, Pemuda Puteri Indonesia, P.W.K.I., P.I.K.T. , Wanita Katholik, Ikatan Bidan Indonesia, Pertiwi, Wanita Indonesia, Persatuan Isteri Tanah Abang, Isteri Sedar, Pikat, Huisvrouwen Vereniging, Sekato, Minang Saijo, Perwamu, Persatuan Wanita Palembang, Persatuan Wanita Kalimantan. Ibu-ibu jang ketika itu memegang peranan ialah : Nj . D. Walandouw, Nj . S. Soediro, Nj . Wuwungan dan almarhum Nj. Roesman.
Pada pendirian GEDUNG WANITA ini, tidak diadakan perletakan batu pertama seperti biasa, tetapi dengan satu "Kerdja Bakti" pada Hari Kartini dimana sebelumnja semua Wanita Djakarta Raya diundang melalui R.R.I.; dan pada Hari Peringatan Ibu Kartini tahun 1954, halaman Gedung Wanita penuh dengan Wanita dari segala lapisan. Pun Ibu Fatmawati, Ibu Natsir dan Ibu Hatta, dan Ibu-ibu dari Kongres Wanita kita lihat diantara Saudara-saudara jang hadir.
Disana kita melihat Ibu Fatmawati menumbuk batu, Ibu Hatta mengarit rumput dan Saudara-saudara lainnja mengangkat batu dan sebagainja. Suasana pada waktu itu sangat gembira.
Ontwerp Gedung Wanita ini adalah tjiptaan Ir. Surjomihardjo, Ingenieur tertua di Djakarta.
Pada Hari Kartini tahun 1956 Gedung Wanita Djakarta Raya belum selesai sama sekali, tetapi sudah dapat mengadakan Peringatan Hari Kartini didalamnja. Pun ini kali undangan dilakukan melalui R.R.I. , sebagai seruan kepada Wanita di Djakarta Raya, sehingga malamnja Gedung Wanita penuh sesak sampai kehalaman Gedung. Malam ini dihadiri oleh Ibu Fatmawati, Ibu Hatta, Wali kota, Ibu Soediro dan Ibu-ibu dari Kongres Wanita.
Peresmian GEDUNG WANITA Djakarta Raya diadakan pada Hari Ibu tanggal 22 Desember 1956. Maka dengan demikian Djakarta Raya sekarang memiliki satu GEDUNG WANITA jang boleh di banggakan terletak di Djl. Diponegoro No. 26, dimana kegiatan Wanita kita dengan tidak susah pajah lagi mentjari tempat dimana-mana.
Sumbangan-sumbangan setelah peresmian masih tetap mengalir ada jang berupa kain pintu, djam tembok, kursi-kursi schrijfbureau, lemari dan sebagainja. Biaja seluruhnja untuk mendirikan Gedung Wanita adalah Rp . 1,2 djuta.
Selain digunakan untuk activiteit Badan Peng hubung Organisasi Wanita Djakarta Raya, Gedung Wanita ini disewakan kepada anggauta-anggauta Badan Penghubung dan orang-orang luar dengan tarip jang sudah ditentukan.
Berhubung penjewaan gedung ini merupakan satu sumber keuangan jang boleh dikatakan tak ketjil djumlahnja dan pula perlu ada pengawasan atas isinja gedung (inventaris ) maka didirikanlah satu badan hukum pada tanggal 12 Nopember 1956 dengan diberi nama : „JAJASAN KEGIATAN WANITA" jang berkedudukan di Djakarta.
Maksud dan tudjuan JAJASAN ini adalah , mempertinggi kedudukan dan deradjat Wanita chusus nja dalam lapangan pendidikan dan kebudajaan. Usaha-usahanja terutama mengurus, memelihara dan memperlengkapi Gedung Wanita di Djl. Dipo negoro No. 26 untuk dapat menjelenggarakan :
- kursus-kursus pengetahuan dan keachlian ;
- bureau consulatie kesedjahteraan Ibu dan Anak;
- mempeladjari dan mempertinggi kebudajaan Indonesia dengan mengadakan peladjaran seni, tari, seni lukis, seni pahat dan lain-lainnja ;
- perpustakaan ;
- tempat pertemuan untuk Wanita, rapat, kongres, resepties, pertundjukan, pameran, dan lain- lainnja.
157
427/B ( 13 )