Halaman:Buku peringatan 30 tahun kesatuan pergerakan wanita Indonesia.pdf/211

Halaman ini tervalidasi
GEDUNG PERSATUAN WANITA DI BANDJARMASIN.

Pada tahun 1954 dalam bulan Agustus di Bandjarmasin didirikan Panitya Persiapan Perumahan Pekerdja Wanita jang bertadjuan mendirikan Asrama untuk Wanita jang bekerdja jang tidak mempunjai keluarga dan tidak mendapat rumah.

Maksud ini terdorong karena banjaknja guru-guru wanita dan djuga tenaga-tenaga lainnja jang sangat dibutuhkan oleh Daerah Kalimantan jang didatangkan dari Djawa dan kebanjakan diantara mereka tidak berkeluarga dan sukar mendapat perumahan.

Mengingat pula bahwa kita dengan djalan demikian, dapat meringankan beban Masjarakat dalam lapangan ekonomi dan psychologisch dan dengan menampung saudara-saudara pekerdja wanita dalam satu Asrama, berarti kita dapat mengatasi sesuatu social problem.

Disamping itu kita bermaksud untuk membimbing dan mengusahakan pendidikan dikalangan kaum wanita dalam arti kata jang seluas-luasnja didalam Asrama itu dengan djalan mengadakan kursus-kursus, tjeramah-tjeramah dan hasanah dan lain-lainnja lagi.

Berkat kegiatan dari pada Pengurus dan bantuan dari beberapa Kementerian, jang tidak terketjuali pula bantuan dari Pemerintah Daerah, jang disertai pula sokongan dari masjarakat, maka tanggal 10 Nopember 1954 Asrama dapat dibuka dan mulai menerima penghuninja.

Jang duduk dalam pengurus Panitya antara lain ialah:
Nj. Milono, Ketua:
Nj. Sinaga, Wk. Ketua:
Nj. Soeroto, Bendahari:
Nn. Soedarminah, Penulis.

Pembantu-pembantu:
1. Nj. Aflus (isteri Act, Gubernur Kalimantan Barat);
2. Nn. Supijah (pegawai Kantor Perburuhan);
3. Beberapa organisasi Wanita, Kepala-kepala Djawatan dan perseorangan.

Meskipun segala perkakas serta alat-alat dalam Asrama sangat sederhana akan tetapi tjukup memuaskan, sehingga dalam waktu jang singkat telah dapat menerima sebanjak 15 orang penghuni dan djumlah ini selalu bertambah sampai 24 orang.

Selain dari itu kita dapat menerima pula kundjungan dari beberapa pegawai wanita jang mendjalankan tugasnja dalam perdjalanan inspeksi.

Karena di Bandjarmasin tidak ada Hotel jang pantas bagi wanita untuk menginap sementara didalam perdjalanan inspeksi, maka Asrama itu dapat dikatakan memenuhi kebutuhan masjarakat.

Djuga rombongan-rombongan Bidan dan Djuru Rawat, seringkali ikut tinggal dalam Asrama, sebelum mereka ditempatkan dilain-lain Daerah.

Kemudian dalam bulan Desember Panitya Persiapan Perumahan Pekerdja Wanita telah mendjelma mendjadi JAJASAN PERUMAHAN PEKERDJA WANITA dengan acte Notaris, mengingat Asrama tersebut selalu membutuhkan sokongan dan bantuan.

Perlu diterangkan bahwa Asrama tersebut tiap- tiap bulan selalu mengalami kerugian Rp. 1.000— sampai Rp. 1.500,—, jang disebabkan uang masuk, lebih sedikit dari pada uang jang barus dikeluarkan.

Setelah Jajasan berdjalan 1 tahun maka ternjata hahwa kita membutuhkan tempat atau ruangan jang lebih Tuas berhubung masih banjak rentjana jang belum dapat dilaksanakan dalam Asrama tersebut.

Misalnja untuk kemadjuan dan perkembangan pendidikan kaum wanita pada umumnja.

Dari sebab itu timbullah keinginan untuk mendirikan sebuah Gedung Wanita, jang dalam persiapannja telah dibentuk Panitya tersendiri jang tugasnja semata-mata hanja berusaha mentjari keuangan.

Setelah beberapa usaha dapat berdjalan lantjar, maka Panitya diberi kesempatan oleh Kementerian Sosial untuk menjelenggarakan undian barang atas nama Jajasan Perumahan Pekerdja Wanita.

Adapun hasil dari undian ini sebanjak Rp. 80.000,— ditambah dengan usaha-usaha lainnja maka dapat kita pergunakan untuk mendirikan Gedung Wanita jang memakan biaja sebanjak Rp. 250.000,—.

Jang sangat menggembirakan ialah dukungan dan sumbangaga masjarakat setelah Gedung Wanita berdiri.

Disini kami ulangi lagi bahwa meskipun Jajasan didalam menjelenggarakan Asrama Wanita telah mengalami kerugian tiap-tiap bulan Rp. 1.000,— lebih akan tetapi kita toh dapat mendirikan sebuah Gedung Wanita sebagai salah satu Seksi dari Jajasan tersebut diatas.

Nama Gedung ialah G.P.W. (GEDUNG PERSATUAN WANITA) jang dibuka pada tanggal 6 Djuni 1956.

Maka dengan adanja demikian segala rentjana kami telah dapat terlaksans seperti mengadakan demonstrasi-demonstrasi, tjeramah-tjeramah, kurnus-kursus, pameran-pameran bihliotik dan pemutaran film untuk mempertinggi deradjat pengetahuan wanita.

Djuga perlombaan pakaian kanak-kanak, mengarang bunga, konperensi-konperensi, dalam pendek kata Gedung Wanita inilah sudah berdjasa bagi masjarakat pada umumnja, baik dalam lapangan sosial maupun dalam lapangan pendidikan.

Kita telah mengadakan Fansyfair untuk Palang Merah Indonesia dengan hasil bersih sebanjak Rp. 20.000,—.

Pada waktu kedatangan Bung Hatta kita terima Bu Hatta djuga di G.P.W. Dalam pada itu organisasi-organisasi wanita nampaknja lebih erat untuk bekerdja sama dalam lapangan sosial dan pendidikan dengan adanja Gedung Wanita tersebut.

Mengenai keuangan kita dapat bantuan dari para anggota dan disamping itu Gadung kita sewakan